...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

10 Des 2010

Lana's Songs (4)

Unintended

Tergesa-gesa menembus Boulevard, Lana tidak mempedulikan teman-temannya yang memanggil-manggil dari pinggir lapangan tenis. Sesekali Lana melempar kata 'hey!' pada mereka yang kebetulan bertemu mata. Sampai di sayap kanan Student Centre, ia masuk ke Tokema. Mencari sosok gadis kecil berambut panjang yang dikenalnya. Mini market itu tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan Kiwi. Keluar memutari Student Centre hingga sekretariat Keluarga Mahasiswa, akhirnya Lana menemukan Kiwi dalam putarannya yang kedua. Kiwi di sana, duduk di tembok pagar Optik.

"Heh Wi! Gue cariin ternyata lo disini. Ngobrol yuk. Yang tadi tuh apaan sih?"

Kiwi adalah gadis berperawakan mungil dengan semangat sebesar raksasa. Tapi hari ini, raksasa itu sepertinya sedang pulang kampung sehingga posisinya digantikan oleh troll kecil yang pemarah.

"Ya gitu aja. Kayak yang gue ceritain sama lo tadi. Semalem Ardi nanya ke gue, lo udah punya pacar apa belom. Gue jawab belom. Terus dia nanya nomor HP lo."

Lana mendengar kembali penjelasan Kiwi yang sebenarnya sudah didengarnya tadi pagi di telepon. Kali ini sambil mengingat peristiwa yang terjadi semalam. Seingat Lana semalam juga ia bertemu dengan Ardi sepulang Ospek karena mobil Meri, tebengan Lana pulang, diparkir di depan Sekre. Semalam, Ardi nampak normal-normal saja. Menyapa dan sempat membantu dalam insiden terkuncinya stir mobil Meri karena ia memutarnya sebelum kunci berbunyi klik dengan sempurna. Kejadian itu lepas tengah malam, karena Ospek Jurusan memang mengambil waktu prime time hingga lepas tengah malam. Sedangkan Kiwi tidak mungkin masih berkeliaran di kampus hingga tengah malam. Kalau begitu percakapan Kiwi dan Ardi berlangsung sebelum Lana bertemu dengan Ardi malam tadi. Memang sih, Ardi kelihatan agak sumringah. Tapi toh dia selalu begitu, pikir Lana.

"Lo suka sama Ardi?" Kiwi tiba-tiba bertanya memecah keheningan saat Lana mencoba mengumpulkan ingatannya tentang peristiwa semalam.

"Wi, Ardi kan gebetan lo."

"Itu ga menjawab pertanyaan Lan!"

"Lo kok marahnya sama gue? Gue kan ga minta Ardi buat suka sama gue!"

Pernyataan Lana yang defensif itu menutup pembicaraan mereka berdua. Kiwi berlalu. Waktu itu Lana masih sangat muda. Ia belum tahu bagaimana cara menghadapi pertanyaan memojokkan tanpa berlaku defensif, yang malah memperkeruh persoalan diantara mereka. Kesal dan lapar, Lana masuk ke Tokema, mengambil sebuah roti dan susu coklat untuk mengganjal perutnya sebelum kuliah pertama hari itu.

Di kelas, Lana menerima sms dari Ardi, memintanya untuk bertemu nanti sore sepulang kuliah. Hari itu Lana bertekad untuk meng-clear-kan semua ini dengan Ardi. "Once and for all," pikirnya.

[to be continued]

0 comments:

Posting Komentar