...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

31 Mar 2011

Rasa Memiliki

Just a Quote I Found from My Friend's Finding :)
Rasa memiliki itu hidup seperti sel.
Semula satu dan kemudian terpecah jadi seribu satu.
Dan aku menyimpan sel-sel yang sangat sehat.
Ia akan terpecah diluar kendali cinta itu sendiri.
Sel ini terus bertambah dan merambah.
Mereka hidup melingkari kita, semenjak kita saling mencinta.
Suka tak suka.
(Dewi Lestari)

30 Mar 2011

jeongmal mianhae

Dear Mr Krab


I'm sorry if this take so much your precious time

I'm sorry if this take your attention

I'm sorry if this hurts you

let take a space between us, to make sure our feelings to each other

love has prepared from the beginning for today when we'll meet again

I wish you could be happy instead from now, There's nothing else I can do

Hope that you could reach your dream, being a good man for your lady

I'm just your little black star in your own galaxy, i always rounds you, I

could only see you from a distance

I just want being remember as your little lady that ever came to your

wonderful life.

cuma mau bilang, maaf karena selama ini ternyata aku sedikit ngerti kamu.

let say this word if we not in 'good feeling'

Everybody hurts some days, It's okay to be afraid
Everybody hurts, Everybody screams
Everybody feels this way, And that's okay



jeongmal mianhae

Luka Batin

Everybody has Scars.

Luka batin. Dua kata ini jika digabungkan akan terdengar seperti lagu dangdut Evie Tamala. Slow-mellow-sendalswallow. Tapi saya tidak punya padanan kata yang bisa menggambarkan maknanya dengan lebih keren. Jadi marilah kita berdangdut ria. Toh Project Pop pernah bilang bahwa "Dangdut is the Music of My Country."

Luka batin adalah istilah yang sangat sering terucap dalam obrolan saya dengan salah seorang teman ketika pulang kerja. Menurut teman saya, luka batin adalah sebab dari tingkah tidak menyenangkan bos-bosnya di kantor. Saya jadi berpikir, mungkin luka batin juga yang menyebabkan mbak sekretaris di ruangan saya jadi menakutkan. Konon katanya, dulu saat muda hatinya pernah disakiti oleh seorang laki-laki yang sekarang sudah memiliki jabatan cukup tinggi di kantor kami. Lelaki ini konon tampan dan pintar tapi tidak mampu berkomitmen, suka mempermainkan wanita. Mbak sekretaris yang menjadi salah satu korbannya, hingga kini tidak menikah, menjadi sedikit judes, galak, dan tidak menyenangkan. Sahabat saya seruangan, saat pertama kali masuk, memperingatkan saya akan si mbak sekretaris. Dia bilang sabar-sabar dengan mbak yang satu itu. Dia juga berharap si mbak cepat menemukan pasangan baru dan menikah, agar lebih toleran.

Luka batin juga mungkin yang menyebabkan bapak saya memanjakan saya dan adik-adik saya, karena beliau tidak mendapat perhatian yang cukup saat tumbuh dewasa. Luka batin juga mungkin yang membuat ibu saya selalu memberikan baju dan barang-barang baru saat saya atau adik-adik saya akan pergi ke luar kota, karena dulu beliau datang dari keluarga yang sangat sederhana. Mungkin luka batin juga yang membuat salah seorang teman saya memasang foto profil berlatar hitam yang bertuliskan "remember the pain and transform it into strength." Untuk saya sendiri, meski tidak luka parah, mungkin luka batin ini yang membuat alam bawah sadar saya selalu berbisik "don't fall, you'll get hurt." Mungkin.

Luka batinlah yang membuat seorang guru tega memasukan darah yang terinfeksi HIV ke dalam susu kotak yang diminum siswa-nya setiap pagi. Luka batin yang membuat seorang siswa memasang bom di podium saat perayaan kelulusan agar ia dan teman-teman sekelasnya bisa mati bersama. Haha. Menegangkan ya? Adegan dalam paragraf ini adalah cuplikan J-Movie yang beberapa hari lalu saya tonton di kost. Judulnya "Confessions," highly recomended!

Yang jelas, di kehidupan nyata, luka batin mampu membuat seorang ibu menyuruh orang untuk membunuh anak kandungnya sendiri pada bulan Februari lalu. Motifnya karena si ibu sakit hati dengan perlakuan kasar anaknya. Padahal ada pepatah, sebuas-buasnya ibu macan tidak akan memakan anaknya sendiri. Betapa mengerikan dampak dari sebuah luka.

Jadi teringat pembahasan dalam salah satu sesi pengajian yang rutin saya ikuti. Waktu itu topiknya berkaitan dengan isu psikologi, tentang perkembangan manusia. Pak Ustadz membandingkan titik awal manusia. Kata beliau dalam ajaran agama Islam manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah namun memiliki kecenderungan pada kebaikan, sementara menurut Abraham Maslow (kalau saya tidak salah ingat) manusia dilahirkan dalam keadaan bersih seperti secarik kertas putih namun tanpa kecenderungan baik/buruk. Tapi saya tidak akan panjang lebar membahas dan membandingkan kedua hal ini, toh relevansinya kecil. Hanya saja, hal ini mengantarkan saya pada kesimpulan bahwa setiap manusia pada dasarnya baik. Namun, along the way, terjadi hal-hal tidak menyenangkan dalam hidup yang membuat kita resisten, defensif. Hal itu adalah luka batin. Akhirnya, kita jadi harus berhati-hati untuk tidak membuat luka pada orang lain. Karena luka batin memungkinkan untuk mengubah orang yang baik jadi menyeramkan.

***
Curcol! (^_^)
Akhir-akhir ini, susah sekali mencuri waktu untuk menulis. Padahal banyak sekali topik yang ingin ditulis. Biasanya nanti, ketika waktunya ada, topiknya sudah terlalu basi. Malangnya saya. Haha. Mulai mengasihani diri sendiri. :P

14 Mar 2011

Surrender

chi trova un amico, trova un tesoro..

Pagi ini saya terbangun dan merasa malas (seperti biasa). Saya lupa kalau teman kost, yang biasanya pergi bareng-bareng saya ke kantor, hari ini mau ambil cuti haid. Jadinya saya bersiap-siap dengan santainya. (Apa korelasi antara bersantai dengan berangkat bareng teman? Bukannya harusnya kalau bareng tuh jadinya buru-buru karena takut temannya nunggu kelamaan?).

Sambil bersiap-siap, seperti biasa, saya memilih-milih CD untuk didengarkan. Saya aduk-aduk tempat CD berbentuk kepala Kebo warna ungu yang saya beli di Sasuka Ciwalk bersama Si Meong, hingga akhirnya menemukan CD berisi lagu-lagu Float, soundtrack dari film '3 Hari untuk Selamanya' yang dibintangi Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti. Sambil siap-siap, sampailah putaran cakram itu ke lagu 'Surrender' lalu terdengar sebuah kalimat yang catchy di dalamnya: chi trova un amico, trova un tesoro.

"Chi trova un amico, trova un tesoro" adalah pepatah italia yang berarti "one who finds a friend finds a treasure." Dia yang menemukan seorang teman, menemukan harta yang paling berharga. Bagus ya? Saking bagusnya, saya pasang jadi status YM saya hari ini. Ada teman yang penasaran, namanya Dwitya Zamora, menanyakan arti dari status saya. Dan saat dijawab dia berteriak di jendela instant messenger "BAGUUUUUUUSS..!"
Yup, Anto! Memang bagus.. :)

Iseng-iseng saya browsing lirik lagu 'Surrender' tadi. Karena selain pepatah italia itu ada kalimat lain yang saya sangat suka. Bunyinya: "to the future we surrender." Hasilnya, dapet deh lirik yang ternyata lebih bagus dari yang saya tangkap dan ikut senandungkan selama ini.

Float
Surrender

Life'll only be crazy as it's always been
Wake up early, stay up late, having debts
Things won't be as easy as it often seems
And yet you want me
This cliché's killing me
Still I need more I need more
This I’ve never thought before

Chi trova un amico, trova un tesoro
We can look for many other foreign lines to make me survive your love
You said "To the future we surrender.
Let's just celebrate today, tomorrow's too far away.
What keeps you waiting to love?
Isn't this what you've been dreaming of?"

Life's to live and love's to love

Sundays will be empty as it's always been
Watching TV, wake up late, playing dead
Mondays won't be easy with no plans and schemes
Now that you’re still here
The silence shouts it clear
You’re still here
The silence shouts it clear

To the future we surrender
Life's to live and love's to love
To the future we surrender
Life's to live and love's to love

To the future we surrender
Life's to live and love's to love
To the future we surrender
Life's to live and love's to love

Dari lirik itu saya bisa membayangkan jalan ceritanya. Jika si vokalis saya namakan Ujang dan karakter teman wanita Ujang saya namakan Neneng, maka jalan ceritanya kira-kira seperti ini:

Ujang adalah seorang pria biasa, yang sehari-hari melakukan aktivitas normal seperti yang dilakukan pria-pria muda lainnya. Bangun pagi dan bekerja, pulang kerja kumpul di kost sama teman lalu begadang bersama, ketar-ketir di akhir bulan karena besar pasak daripada tiang hingga untuk makan pun harus ngutang di warteg. Semua aspek kehidupan yang nampak sederhana dan mudah, sebenarnya tidak semudah itu rasanya ketika dijalani. Walau begitu, Neneng tetap setia ingin bersama Ujang. Sebuah cerita klise menurut Ujang, tapi tetap saja Ujang juga menginginkan bersama Neneng selalu. Walaupun untuk jalan sama Neneng otomatis butuh modal. :P

Neneng bukan cewek matre. Ketika Ujang stres ga punya duit, Neneng bilang bahwa 'Teman adalah harta paling berharga. Bukan uang.' Dengan kata lain, bukan makan steak di restoran mewah yang Neneng inginkan. Melainkan makan nasi bungkus berdua di tempat kost Neneng atau Ujang. Kebersamaannya saja sudah membahagiakan, sederhananya begitu.

Ketika Ujang dan Neneng sudah berjalan jauh, Ujang semakin khawatir dengan masa depan hubungan mereka. Akankah Ujang mampu menjadi provider bagi Neneng? Ujang galau. Tapi Neneng berkata "To the future we surrender. Let's just celebrate today, tomorrow's too far away. What keeps you waiting to love? Isn't this what you've been dreaming of?" (Pada masa depan kita menyerahkan diri. Mari merayakan hari ini, hari esok masih jauh di depan. Kenapa menunggu untuk mencintai? Bukankah ini impian kamu?)

Ketika mereka duduk berdua dalam diam. Ujang melihat Neneng di sebelahnya dan berpikir.
"Dengan saya yang seperti ini, dia masih bertahan di sini. Duduk di sebelah saya."
The silence shouts it clear.

***
Let's surrender to the future.

10 Mar 2011

Penasaran

Maliq & d'Essentials

Mengapa saya suka lagu ini:

Bagaimana tidak? Saya cinta Maliq & d'Essentials. Saya posting lirik yang ini karena pagi tadi saya mendengarkannya di kost.


Ini liriknya. Enjoy!
kau bertanya mengapa kita terus berjalan
mencoba pertahankan meski ku tahu ada yang salah
benarkah ini hanyalah penasaran cinta
ku denganmu selalu menjadi pertanyaan
tanpa sebuah jawaban, tentang cinta
dirimu dan aku tlah banyak buang waktu
trus mencari jawaban kita

impian bahagia akan menjadi nyata
bila ada rasa saling percaya
benarkah atau hanyalah penasaran cinta

ku denganmu selalu jadi pertanyaan
tanpa sebuah jawaban, tentang cinta
dirimu dan aku tlah banyak buang waktu
trus mencari jawaban, mencari alasan cinta

aku denganmu selalu jadi pertanyaan
tanpa sebuah jawaban, tentang cinta
dirimu dan aku tlah banyak buang waktu
trus mencari jawaban cinta

ku denganmu selalu menjadi pertanyaan
tanpa sebuah jawaban, tentang cinta
dirimu dan aku tlah banyak buang waktu
trus mencari jawaban ’tuk terus berjalan
mencari alasan ’tuk terus bertahan
‘tuk terus berjalan
;-)

Tentang Perubahan

Boleh dong curhat di blog sendiri... *ralat: blog berdua :P

Menulis biasanya menjadi pelarian saya saat bosan. Saat saya tidak bisa menemukan jawaban. Saat saya tidak bisa menemukan diri saya yang dulu menginginkan ini itu, tapi kini duduk diam dan merajuk. Saat kesepian dan butuh teman berbicara namun nihil, lalu bergelut dengan imaji dan monolog di taman bermain saya dalam otak yang sepertinya volumenya tidak lebih besar dari primata lainnya. Tapi beberapa hari terakhir, karena ternyata belum genap sebulan saya tidak menulis, saya tidak menemukan passion itu. Banyak yang ingin saya tulis, sedikit sekali daya. Atau mungkin kepercayaan diri. Mungkin karena sesuatu yang saya tulis, yang seharusnya tidak dibaca oleh "a particular someone" ternyata dibacanya juga. Eh, tapi tidak juga deng! Sah-sah saja membaca, kan prinsipnya "suka-suka." Jadi ya, suka-suka Abang lah. ;)

Ada juga komplain dari partner nge-blog saya si Meong. Gara-gara saya menulis surat cinta pada Abang Sayang yang tidak jelas siapanya, ia jadi dicurigai macam-macam. Maafkan. Yang menulis saya. Kebo, bukan Meong. Lain kali teman, cek label-nya. Label yang tertera di bagian bawah tulisan. :)

Sudah hampir empat minggu saya bekerja dalam ruangan yang sebenarnya sudah tidak asing lagi. Dulu, sebelum lolos tes, saya sering sekali "main" ke ruangan ini hanya untuk "mengganggu" teman saya Chris yang suka saya repotkan dengan kelancangan saya yang tidak segan-segan numpang hidup di rumahnya. Ternyata eh ternyata, ruangan ini lah jodoh saya. Kasihan Chris, selama kuliah harus bertemu dengan saya. Bekerja pun saat ini, bertemunya saya lagi. Istilahnya 4 L: Lu Lagi Lu Lagi! :D

Betah tidak betah saya di ruangan ini bisa dilihat dari awalan paragraf di atas. Alih-alih menggunakan kata "baru empat minggu" saya malah menggunakan kata "sudah hampir empat minggu." Oh, how I love word play. Kata-kata bisa menunjukkan maksud lebih dari makna yang terlontar sebagai ucapan atau terbaca dalam kilasan. Itulah mengapa saya suka menulis.

Serupa dengan apa yang saya alami saat pertama masuk Studio Cilaki 45, saya tidak bisa dikatakan betah. Tapi hidup harus berjalan. Ada teman yang diujung tanduk jika saya bekerja tidak serius. Si penjamin pekerjaan saya, namanya Ray, tidak sengaja mempromosikan saya pada koordinatornya dengan bilang bahwa saya anaknya cerdas, rajin, dan suka belajar. Saya tidak suka diancam dengan teman saya sebagai sanderanya. Walaupun kenyataan sebenarnya tidak sedramatis itu. Maklum penulis. Karena Ray sudah menjamin saya, mau tidak mau saya harus bergiat. Membuktikan bahwa teman saya tidak berbohong, tidak salah perhitungan dengan melibatkan saya dalam pekerjaan. Saya pun jadi semangat. Sekarang, sepertinya saya perlu penyemangat lagi. Perlu ada seekor golden retreiver yang mengejar-ngejar saya seperti 18 tahun yang lalu di Jalan Cilaki. Anjing besar yang memaksa saya berlari melebihi batas kecepatan normal saya.

Tentang perubahan. Ternyata banyak sekali yang berubah dengan teman-teman kuliah saya yang kini sepertinya memang bergerombol di ibu kota. Salah satu teman terdekat saya, yang dulu saya lihat sebagai orang yang phlegmatis dan positif, saat ini berubah menjadi seseorang yang sangat melankolis dan negatif. Saking negatifnya, saya sampai takut ketularan. Beberapa kali saya coba untuk bilang bahwa kami, teman-temannya, terutama saya yang saat ini berada di dekatnya, sangat sayang kepadanya. Mudah-mudahan dia kembali dengan adanya saya disini, bukannya saya yang berubah menjadi negatif karena adanya dia di dekat saya.

Kita berubah. Semua orang berubah. Ternyata kita hanyalah mahluk trendy yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan untuk diterima. Karenanya beda lingkungan, sikap kita akan berubah. Daya lenting yang luar biasa besar. Saya juga akan berubah. Seperti apa saya tidak tahu. Terlalu menyeramkan untuk dipikirkan. Tidak dipikirkan pun hal ini adalah sebuah keniscayaan. Semoga saya berubah menjadi lebih baik. Amin.

5 Mar 2011

Brandy Alexander

Performed by Feist

Why I like this song:

Saya sudah benar-benar jatuh cinta dengan Feist. Terima kasih untuk kawan saya "Wati" karena telah memberi 2 album lengkap pada saya. Lirik-liriknya, semua, saya suka. Beberapa bisa dibilang 'closely relate to my life.' :) Brandy Alexander ini salah satunya. Brandy Alexander sebenarnya adalah nama sejenis minuman beralkohol, campuran brandy, krim kakao, dan heavy cream. Mungkin minuman ini suka bikin Feist in trouble makanya tercipta lagu ini. Saya sendiri belum pernah minum. Haram hukumnya! :))

Kembali ke makna lagu. Pernah merasa ingin bersama seseorang yang secara logis tidak mungkin? Saya pernah mengalaminya dulu satu kali. Saat itu saya menyukai seseorang yang berbeda keyakinan. Rasa mengatakan ingin terus bersama, tapi logika mengatakan tidak boleh. Dia, cinta pertama saya.
Saat ini, saya mengalaminya lagi. Perang rasa dan logika. Tidak sekompleks dulu memang. Dia yang sekarang tidak memiliki keyakinan yang berbeda dengan saya. Hanya saja, saya memiliki banyak ketakutan tentang kami. Ketakutan-ketakutan yang beralasan. Because he's my Brandy Alexander, and I feel like his Brandy Alexander also. We'll keep eachother in trouble if we're together. So, is it better that we stop?
...rasa atau logika?

Here's the lyrics:
Though I'd like to be the girl for him
And cross the sea and land for him
On milky skin my tongue is sand until
The ever distant band begins to play

He's my Brandy Alexander
Always gets me into trouble
But that's another matter
Brandy Alexander

He's my Brandy Alexander
Always gets me into trouble
But that's another matter
Brandy Alexander

Though I know what I love most of him
I'm walking on needles and pins
My addiction to the worst of him
The low moon helps me sing

I'm his Brandy Alexander
Always get him into trouble
I hide that I'm flattered
Brandy Alexander

I'm his Brandy Alexander
Always get him into trouble
I hide that I'm flattered
Brandy Alexander

Goes down easy
It goes down easy,
It goes down easy,
It goes down easy,

Brandy Alexander...
***
For my dear Brandy Alexander