...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

27 Nov 2010

Lilin

Puisi Merangkap Surat Cinta :P

Kamu bilang aku lilin
Aku bilang kamu cacat artikulasi
Kamu bilang tetaplah menyala
Aku bilang kamu memang belum pernah meniupnya padam
Kamu bilang tetaplah bersinar walau sebatas dalam hati
Aku bilang api yang kamu nyalakan
terlalu terang jika digunakan untuk menyinari satu hati saja
Kamu bilang aku cahayamu
Aku bilang lilin suatu hari akan habis
dan kamu akan menemukan lilin lain untuk dinyalakan

======
Corat-coret dadakan yang terpicu oleh sebuah cerpen dan sebait memori^^
Credits to those who lit my fire.
...
"Ini hanya malam, Abang. Kamu hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan bagian bumi yang tak bermentari. Mentarimu bukan pergi. Ia hanya sedang berada di belahan bumi lainnya. Dan ia akan tetap menyinarimu. Hanya saja, dengan cara yang berbeda."
(Potongan Cerpen 'Rindu Amang' oleh Azizah Nur, dengan sedikit perubahan)

25 Nov 2010

Something About Andromeda


Bulan November hampir berakhir, kalau flash back tentang bulan November dikehidupanku terbayang yang pertama adalah film sweet November film romantic dengan pemeran utama yang ganteng dan cantik, bulan jadian kakaku dengan pacarnya tentu saja, yang tidak sadar kutahu dari buku hariannya secara tidak sengaja terbaca olehku, pada saat itu aku masih sangat bocah , begitu tertarik dengan kertas berwarna warni, wangi buah serta terdapat bling bling dicovernya, terletak tepat dibawah bantal tidur , saat itu tanpa sengaja tanganku menjelajah disana untuk mencari efek sejuk disiang hari setelah dipaksa tidur siang oleh neneku. Hahahah dasar bandit kecil aku ini kalau diingat-ingat dulu, saat itu aku belum paham kata jadian itu apa artinya. Bulan November juga pernah mengalami resign dari pekerjaan karena merasa bosan, bermalam dirumah sakit, putus sama pacar, ketemu mantan, komplit lah. Suatu peristiwa yang sampai saat ini belum pernah kualami, namun sangat wajar dialami remaja putri seumuranku, yaitu ‘balikan’ sama mantan pacar. Gak ada dalam kamusku saat dulu bahkan sampai sekarang yang namanya ‘balikan’, karena memang semua mantan aku gak ada yang sangat-sangat aku sukai. Hehehehe…track recordku dimata teman-teman adalah player sejati. Well terserah lah apa kata mereka, mengutip kata nenekku, cuek aja, memangnya kalau kita kelaparan minta sama mereka. Sifat player dan penggoda yang ada pada diriku mungkin menurun dari neneku itu, selain dipengaruhi oleh zodiac yang kata banyak orang adalah tipe-tipe pengoda. Sejujurnya, siapa sih yang mau gonta-ganti pacar terus menerus, dalam setahun bisa sampai tiga kali, bagiku normal saja, selama sudah tidak ada kecocokan ya lebih baik diakhiri, ya to. Lagian dari awal kita jadian mulanya aku gak ada rasa apapun sama cowok yang nembak aku itu. bukannya aku gak pernah bener-bener suka sama seseorang, tapi kenyataannya setiap kali aku suka sama seseorang, gak pernah sekalipun kita pernah jadian, justru orang lainnlah yang jadi pacarku, hahahaha, aneh tapi ya gitulah kira-kira kehidupan percintaanku. Semakin bertambahnya usia, semakin matangnya pemikiran, semakin tajam dalam menganalisis, maka akhir-akhir ini aku bisa menyimpulkan kenapa hal itu bisa terjadi. Jadi gini, setiap kali aku suka sama seorang ‘pria malang’ itu, aku tidak bisa menjadi diri sendiri, misalnya berubah jadi pendiam, salah tingkah, speechless, pemalu, pokoknya 180 derajat berbeda dengan diri aku sebenarnya yg cerewet, ceria, pandai berdebat, rame dan sejenisnya lah. Sometimes the person I want the most is the person I'm better off without, baru sekarang aku memahami kenapa dulu kita gak pernah jadian, seiring berjalannya waktu ternyata memang aku lebih baik tanpa kamu dan kamu. Sampai saat ini, diusiaku yg middle twenty , baru merasakan benar-benar jatuh cinta Cuma tiga kali, selebihnya entahlah apa itu. Pacar terakhir yang menurut penilaian orang-orang terdekat adalah pacar terbaik yang pernah kupunya, entahlah aku gak merasakan cinta tu sama dia. Baru setelah ku kehilangannya, seperti ada yang kosong dalam tubuh ini, berusaha mencari kesenangan dengan teman-teman dalam masa jomblo, cari gebetan baru, bahkan berpacaran lagi, tapi sepertinya masih ada ruang hampa. Berusaha untuk tidak terlalu merasakan ruang kosong itu, life must goes on, lagian aku sendiri kan yang memeutuskan untuk melepasnya, jadi gak boleh nyesel.

Fikri Nuryansanata Andromeda, 26 tahun bintang sagitarius, golongan darah O, hobby balapan, basket, main gitar, Teknik elektro sebuah universitas negeri ternama di Jawa, selalu menuliskan namanya dengan selalu menyingkat nama tengahnya karena malu dengan nama tengahnya yang terdengar seperti wanita. Fikri N Andromeda, selalu memperkenalkan diri dengan nama Fikri, panggilan kecil dirumah Ryan, dan panggilan sayangku buat dia adalah bebong. Awal pertemuanku dengannya adalah pas SMP, itu berdasarkan pengakuannya, tapi kalau diingat ingat sumpah deh aku gak ingat ma dia. Ryan dua tingkat diatasku saat SMP. Mungkin Ryan pertama kali melihatku pas SMP, tapi bagiku pertama kali melihatnya, benar-benar melihat ya, mmm kira-kira kuliah tingkat dua atau tiga ya, hehehehe bad memory. Masih berdasarkan pengakuan Ryan, kali kedua kita bertemu ialah saat tingkat SMA, saat itu SMA Ryan mengadakan sebuah perlombaan beregu antar SMA yang terdiri dari berbagai macam cabang. Ryan kelas tiga, aku kelas satu, Ryan sebagai pemain basket membela timnya, aku supporter lawan yang super rese. Tim basket sekolahku dan Ryan adalah musuh bebuyutan, namun pas tahun ini khusus tahun ini yang diturunkan adalah tim cadangan karena tim inti sekolahku disimpan untuk pertandiangan yang lebih besar. Ryan yang tahu jadi gak semangat deh mainnya, merasa tidak menemukan permainan yang imbang dan kurang adrenalin, begitu katanya. Aku anak baru kelas satu, mana ngerti hal itu, yang aku tahu adalah jadi supporter yang selalu lantang member semangat, meneriakan yel-yel, menyoraki huuuu buat tim lawan, ya something like that. Hasilnya quarter pertama kita unggul, yipiie, keunggulan tim kami membuat Ryan panas, kebakaran jenggot (walaupun saat itu Ryan Cuma punya jenggot kambing tipis). Merasa kesal terhadap supporter yang rese, karena berhasil membakar semangat tim lawannya, Ryan jadi terpacu untuk main lebih serius. Ternyata Ryan diam-diam mengincar biang kerok suporter rese itu, and that was me. Hasil akhir tim kita kalah, pertandingan dimenangkan oleh timnya Ryan dengan kejar-kejaran skor seru pada tiap quarter. Di akhir pertandingan Ryan menghampiriku (lagi-lagi aku tidak bisa mengingat kejadian ini, aku pun menduga Ryan hanya merekayasa kejadian itu, tapi setelah kutanyakan dengan teman-teman yang juga hadir disana, ternyata ceritanya sama seperti yang diceritakan Ryan, phuih payah baget aku ini), temanku yang saat itu takut kalau-kalau Ryan berbuat sesuatu yang kasar kepadaku, karena setiap tim basket kami mencetak angka, dia memandang sinis kerahku. Saat itu dia menghampiriku dan hanya tersenyum sinis sambil memandang nam tag seragam sekolahku dan merekam wajahku dimemorinya dengan diberi label, beware of the devil eyes, it can make you feel hypnotized, hahahaha.

Pertemuan ketiga terjadi di sebuah kawasan kampus universitas negeri ternama tempat aku dan Ryan kuliah, tapi beda jurusan, masih satu fakultas (nah kalau ini aku ingat). Saat itu disuatu siang yang panas menyengat aku dan kedua temanku masuk ke sebuah warnet, selain ada perlu untuk mencari bahan tugas kuliah, juga buat ngadem, lumayanlah masuk warnet ber AC agak sejuk ini ditengah perjalanan dari kampus yang super panas. Saat itu Ryan satu tingkat diatasku (loh koq bisa, bukannya cerita diatas kita beda 2 tahun, ceritanya pada tahun pertama dia masuk universitas dia salah jurusan, kedokteran umum, katanya karena dipaksa orang tua yang notabene kedua orangtuanya adalah dokter). Ryan saat itu bekerja sebagai operator warnet yang tahu sendiri gimana tampilan seorang op warnet (baru aku tahu setelah beberapa tahun kita kenal ternyata Ryan bukan op warnet tapi pemiliknya), mata sembab karena begadang hampir tiap malam buat giliran jaga shift malam, pake baju seadanya, kumel, tapi emang dasarnya Ryan manis sekucel dan segondrong apapun rambutnya tetap terlihat manis bagi teman-temanku. Saat itu lah pertama kali aku benar-benar melihat Ryan, teman-temanku yang sejak awal ngecengin dia ngotot buat ke warnet ini, padahal aku gak suka di warnet ini, sempit, ramai pokoknya g asyik lah. Stereotype op warnet yang genit sama cewek-cewek yang lagi pake warnet itu membuat aku underestimate sama Ryan, bener aja kan dugaanku, kayaknya sengaja banget deh dia buat masalah sama komputer yang kita pakai, kadang ada trouble di temanku, kadang dikomputerku, ketemenku lainnya lagi, ih annoying. Tapi satu yang ga pernah absen dari dia, senyum manisnya, tanpa sadar saat membetulkan trouble dikomputer aku, kulihat ada setitik tahi lalat kecil tipis di ujung atas bibirnya, kyaaaa manis bangetz.

Day by day week by week, lokasi warnet Ryan berada didepan pujasera anak-anak biasa nongkrong yang deket juga sama rumah kontrakan anak-anak angkatanku, tempat dimana kita selalu nongkrong gak jelas selesai kuliah, membantai teman yang berulang tahun, lembur tugas kelompok, basecamp sebelum berangkat survei dll. Karena faktor kedekatan lokasi kehidupanku dan kehidupan Ryan inilah yang membuat kita semakin dekat, walaupun aku suka dengan tahi lalat dibibirnya itu, tapi tetap tidak membuatku menyukainya. Tapi Ryan lempeng aja sama sikapku yang gak simpatik sama dia. Ryan tetep aja baik, menebar senyum manisnya, selalu membantuku. Hahaha aku yang bodoh dan tidak peka tentang apa yang terjadi hanya melewatkannya begitu saja, kesempatan itu disambar temanku, dua temanku itu habis-habisan pdkt sama Ryan. Dasar Ryan yang ga bisa nolak, nanggepin aja mereka berdua. Sampai pada tingkat akhir kita kuliah, kebanyakan yang dulu pas masa ospek masih suka bergerombol, di tingkat akhir khususnya masa pembuatan tugas akhir atau skripsi ini membuat kita menajdi berjalan sendiri-sendiri. Mulai beda jadwal asistensi dengan dosen, beda dosen, beda keperluan dll. Mencari bahan buat skripsi biasanya dari nongkrong di perpustakaan dan warnet. Dalam masa ini aku jadi semakin dekat dengan Ryan, dengan tidak adanya teman-teman disekitarku saat ‘kuberkunjung’ ketempatnya membuat fokus Ryan hanya padaku. Tahu kan bagaimana sebuah aliran tanpa nama yang yang hanya bisa dirasakan oleh jiwa yang disebut kasih. Seperti proses pdkt pada umumnya kita menjalani proses ini pelan dan perlahan, bermula sebagai teman yang saling mambantu, terungkap beberapa kejadian-kejadian diluar dugaan, seperti loh ternyata itu kamu smp disini bla…bla…bla..ouw kamu itu anaknya pak ini, bla..bla..bla..Bisa dibilang kebetulanlah semua. Akhirnya kita jadian setelah beberapa minggu aku wisuda (saat itu aku yang datu tingkat dibawah Ryan sudah lulus duluan dibanding Ryan, sementara Ryan masih menikmati masa skripsinya yang terulur). Berita kita jadian pun biasa aja, ga ada yang tahu, begitupun juga dengan dua temanku yang sempat ngeceng sekarang sibuk dengan pacar dan gebetan lain. Entah apa pertimbanganku menerima Ryan, yang aku rasa Cuma nyaman aja sama dia, gak ada pertimbangan lain yang membebani kepala.

Beberapa bulan setelah wisuda aku bekerja, sedang Ryan mulai agak serius menyelesaikan skripsinya dari kapan tahun. Sebenarnya Ryan adalah cowok pintar, liat aja SMA nya adalah SMA nomor satu se kota kami, begitupun juga dengan SMP dan SD nya. Cuma malas saja yang selalu menggelayuti hidupnya, disinilah peranku sebagai pacar untuk selalu mensuport dia tanpa tendensi untuk mengintimidasi maupun mengolok kemalasannya. Entah karena kumemandang hubungan kita ini berlandaskan dari pertemanan ya gimana ya, enggak ada niatku untuk menuntut dia berlaku sebagai pacar yang harus antar jemput, melakukan ini itu. Biasa aja lah kita pacarannya, antar jemput kekantor kalau dia gak sibuk, malam minggu keluar makan, nonton, atau sekedar main ps dirumahku kalau dia lagi bokek.

Enam bulan setelah kita jadian, yipie akhirnya Ryan lulus juga, ritual setelah lulus ya cari kerja. Ryan akhirnya mendaftar disebuah perusahaan provider telekomunikasi nirkabel pertama di Indonesia akhirnya berhasil masuk dengan menyingkirkan beberapa pesaingnya. Dan masalahpun dimulai, dia memperoleh wilayah trainingnya di kota lain yang bisa ditempuh stelah perjalanan darat selama 3 jam. Cinta yang dating perlahan membuatku takut kehilangan. Aku belum-belum sudah takut long distance relationship. Ryan yang selama ini selalu mampu mendinginkan kepalaku, menentramkan batin dikala kalut, mendamaikan jiwa yang bimbang, bisa meyakinkanku tentang LDR ini. Oke aku mau mencoba, apa salahnya mencoba, bagiku ini adalah dimana hubungan kita diuji untuk bisa naik ke tahap selanjutnya.

Stress kerjaan, komunikasi yang tersendat-sendat, aneh aja ya, di jaman modern ini dimana hp sudah bukan barang mewah, berkirim pesan singkatpun bisa jadi alternative komunikasi yang sangat murah ternyata juga bisa membuat kerunyaman hubungan, karena maslah perbedaan persepsi pembacaan pesan spertinya.

What happen on Fikri N Andromeda and Esha’s relationship, kabarnya hubungan mereka naik turun, ga jelas, putus kah mereka, to be continued ya…


22 Nov 2010

The Bike Song

Mike Ronson & The Business Int'l







Why I like this song?
Mmm... I like someone who happens to ride :P
Liriknya keren lagi.. Sok deh liat... Hihi^^


Here's the lyrics:

I run around town, around round the round
With the pedal to the met, the pedal to whatever
I run around round, around round the town
With the pedal to the met, the pedal to whatever
(repeat)

Shooting round the city bends I hear the conversation in my head.
Thinking of the place to be, I sing a little melody instead
I won’t argue with myself, today my legs are gettin some hell

My mother tells me I should stop go and get a real job
That can’t be the way that I roll
Everybody’s growing up, having kids and paying rent
And I’m getting count of it all.

I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.
Gonna ride my bike until I get home.

Thinking of the girl I met, a phone call that I haven’t made yet.
All the things I’ve done this week, and all the things
I should have done instead.

I sweep the pavements and the parks
I hope that I get home before its dark.
My mother tells me I should stop go and get a real job
That can’t be the way that I roll
Everybody’s growing up, having kids and paying rent
And I’m getting count of it all.

I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.

I can’t understand it, but I can’t really stand them
Girls love cars, cars cause harm to the planet
Don’t you wanna take a joyride on my tandem.
Huffy on a Huffy, don’t I look so handsome.
Bikes suffice they’re so nice like priceless
Working on my calves to triceps to biceps
Bypass the gas, stop the traffic lights
I get around round without a drivers license

Hello, you walking? Farewell. I’m off then
And I whip it through the city with a 40 and a 50
Party popping on my wheelie.

My mother tells me I should stop go and get a real job
That can’t be the way that I roll
And everybody’s growing up, having kids and paying rent
And I’m getting count of it all

I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.
I’m gonna ride my bike until I get home.

And I whip it through the city with a 40 and a 50
Party popping on my wheelie.

(That can’t be the way that)
I ride my bike til I get home.
(That can’t be the way that)
Ride my bike until I get home. Until I get home
I ride my bike to take your bike
I’m gonna steal your bike, I have my own bike.
I’m gonna take it so far




20 Nov 2010

Happy Birthday Mr. November

It was nice to have crossed path with you^^

Hari ini tanggal 20 November, besok adalah ulang tahun mantan saya yang paling baik sedunia. Haha. Hebat ya, saya ingat. Karena saya juga baru tahu dia ulang tahunnya tanggal segitu baru-baru ini. Saya tidak enak, selalu diberi ucapan tiap tahunnya, tanpa pernah memberi ucapan balik karena sebenarnya saya tidak tahu ulang tahunnya kapan. Hihi. Maaf ya kawan. Tapi sekali kawan tetap kawan bukan? Saya kasih tau sedikit, mudah-mudahan membuat perasaan kamu lebih nyaman, kalau sebenarnya saya tidak terlalu peduli pada selebrasi ulang tahun.

Suatu kali saya pernah membaca artikel kelirumonologi asuhan Jaya Suprana di tabloid Intisari, bahwa istilah 'ulang tahun' merupakan istilah yang keliru karena toh tahun tidak berulang. Waktu itu kawan, saya tersenyum senang. Akhirnya dalam dunia yang mayoritas memandang ulang tahun sebagai sesuatu yang afdol untuk dirayakan, ada orang yang menganggap bahwa ulang tahun itu adalah hal yang keliru. Yah, walaupun maksud dari artikel itu sebenarnya bukan itu, tapi hanya membenarkan penggunaan istilah yang maknanya bias. Hehe.

Menurut artikel itu, jika orang mengucap 'selamat ulang tahun' maka si pemberi ucapan tidak bisa disebut mendoakan kebaikan pada orang yang diberi ucapan. Alasannya karena dalam satu tahun orang toh tidak selamanya senang. Mungkin dalam tahun itu, susahnya bahkan lebih banyak daripada senangnya. Jadi jika seseorang mengucapkan 'selamat ulang tahun', berarti orang tersebut mengharap segala peristiwa yang senang dan yang susah selama satu tahun berulang di kehidupan orang yang diberi ucapan. Padahal kan jika ingin mendoakan kebaikan bagi orang tersebut, kita seharusnya mengharapkan dia bisa mengulang bagian senangnya saja atau bahkan lebih senang dari tahun sebelumnya. (Walaupun sebenarnya saya juga masih sering mengucap 'selamat ulang tahun' jika tidak ada lagi ide untuk variasi ucapan, hehe :P)

Oleh karenanya, pilihan paling benar adalah mengucap 'happy birthday' atau 'selamat hari lahir'. Tapi, apa esensinya mengucap selamat hari lahir? Apa yang sebenarnya yang selamat dari pengulangan hari lahir? Toh jika kita masih diberi umur, setiap tahun tanggal itu akan berulang. Berbeda rasanya jika kita diberi ucapan selamat atas 'achievement' tertentu, yang bisa diartikan sebagai 'credit' atas kerja keras kita atau penambah motivasi untuk lebih bekerja keras agar memperoleh 'achievement' yang lebih hebat lagi.

Seingat saya, saya seringkali sedih saat tanggal lahir saya berulang. Yang paling ekstrim pada saat saya menginjak usia 17, saya menangis sejadinya. Haha. Ababil. Teman-teman saya mengira saya menangis karena pacar saya tidak ingat tanggal lahir saya dan belum mengucapkan selamat. Jika diingat, lucu rasanya. Saya biarkan mereka menganalisis motif saya menangis dengan interpretasi mereka masing-masing, seperti yang biasa saya lakukan selama ini. Hehe. Sekarang saya kasih tahu kenapa dulu saya menangis. Pertama, karena merasa beruntung masih diberi kesempatan hidup. Kedua, karena menyesal belum pernah memperoleh 'achievement' apapun di usia yang katanya gerbang kedewasaan itu. Haha. Silly, I know.

Sampai hari ini, sampai usia saya genap bertambah satu tahun di bulan kemarin, saya masih saja merasa sangat melankolis menjelang perulangan hari lahir saya. Teman-teman yang dekat dengan saya mungkin bisa merasakannya. Hari lahir adalah momentum saya. Bukan untuk selebrasi, tapi refleksi. Melihat satu demi satu langkah yang saya ambil, dari mulai yang serius sampai yang sepele. Apakah saya menjalankan peran sebagai seorang anak dan kakak yang baik? Apakah saya berperan sebagai teman yang baik? Apakah saya bekerja sesuai passion saya? Apakah saya menyukai orang yang tepat? Apakah semua yang saya lakukan, dari hal sepele sampai hal yang (kesannya) penting, mengarah pada tujuan yang saya ingin capai? :D

Ah, sudah cukup kata pengantarnya. Jelas sudah saya anak PL, saya suka semuanya terurai Panjang Lebar. Hahahaha. Sebenarnya tulisan hanya dimaksudkan untuk mengucap syukur untuk teman saya yang kebetulan lahir di tanggal 21 November. Kamu tahu? Ibu saya yang juga lahir di bulan November saat ini sedang sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Tadi beliau bercerita, bahwa dulu saat ayahnya sakit, yang menunggui beliau (kakek saya) adalah pacarnya ibu, orang yang saat ini menjadi bapak saya. Entah kenapa, saya jadi teringat kamu. Karena dari semua orang yang pernah dekat dengan saya, kamu yang paling baik. Saya ingat ketika pertama kita berkenalan, kamu ngeliatin saya sampai-sampai saya ge-er sendiri. Haha. Lalu saat saya memutuskan memakai kerudung, kamu adalah salah satu teman laki-laki yang paling awal memberi selamat dan tidak kabur seperti beberapa orang yang pernah mendekati saya juga.

Sayangnya, saya selalu hanya bisa melihat kamu sebagai teman. Bahkan setelah kita jadian. Beruntung kamu cepat menemukan orang lain yang menspesialkan kamu setelah kita putus. Dari dulu saya punya kebiasaan untuk mengecek apakah ada pengganti saya jika saya akan memutuskan untuk berhenti menspesialkan seseorang. Teman-teman bilang itu aneh dan tidak perlu, karena akan menyakiti diri sendiri. Tapi tidak bagi saya. Jangan kira saya baik. Saya hanya benci merasa bersalah. Tuh kan, saya jahat. Hehe. Jadi sangat beruntung kamu sekarang bersama mbak yang itu. Saya juga dengar kalian akan segera menikah. Saya turut bahagia. Selain itu saya juga lihat kamu bekerja sangat keras. Saya sangat bangga. Tidak ada laki-laki yang lebih 'worth praying for', 'worth fighting for', dan 'worth waiting for' selain laki-laki pekerja keras. Terima kasih untuk pernah menjadi bagian hidup saya. Setiap tahun yang kamu lewati, sepertinya memiliki 'achievement' tersendiri. Selamat berusia 25. Sekali kawan, tetap kawan. ^^

19 Nov 2010

Bhineka Tunggal Ika

Masih ingat tidak dengan pelajaran PPKn semasa kita SD dulu, tentang arti dari semboyan bangsa Indonesia yang tertera di pita yang dibawa Burung Garuda Pancasila. “Bhineka Tunggal Ika” walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jiwa. Sepertinya semua orang tahu betul arti dari semboyan itu, tapi apa iya semua orang memaknai arti itu dalam kehidupan mereka, merasuk sampai ke tulang dan darahnya. Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki beragam suku budaya, mulanya meong tidak merasa begitu bangga akan kelebihan negeri ini, biasa aja kalau boleh dibilang. Ya sudah trus kenapa begitu pikir meong saat itu, saat dimana meong masih berkutat di negeri sendiri di Suku Jawa, di kota kelahiran meong. Dari sejak kecil meong tumbuh dalam lingkungan yang bisa dibilang homogen, semua orang Jawa, meong kecil berpikir kalau Indonesia itu diisi oleh orang Jawa saja. Seiring bergulirnya waktu dan penetrasi dari globalisasi maraknya perantauan, di lingkungan sekitar meong mulai muncul orang-orang dari suku lain yang secara otomatis akan bersinggungan dalam kehidupan meong. Berawal dari murid pindahan di SD, Bian namanya, dia seorang dayak-melayu kota asalnya Samarinda. Dengan meong lah Bian belajar Bahasa Jawa, ini hukumnya wajib bisa Bahasa Jawa, ya karena masih ada pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa. Masuk di SMP meong bertemu lebih banyak lagi teman dari berbagai suku di Indonesia yang tertumpah dalam satu institusi pendidikan ini. Ada dari Bali, Aceh, Bugis, Ambon, Sumbawa, bahkan ada yang dari Papua walupun dah bercampur ma darah Cina tapi teman meong ini masih memiliki cirri khas orang Papua yaitu rambutnya, khas sekali. Sampai jenjang SMA walupun banyak juga teman meong dari luar suku Jawa namun kesemua teman meong itu hanyut dalam tirani minoritasnya yang akhirnya memaksa mereka untuk bisa berbahasa Jawa, kita masyarakattuan rumah ini sebetulnya jahat dengan para pendatang ini. Baru pas di masa kuliah kita kelompok mayoritas baru bisa sedikit member kemudahan bagi para pendatang dengan selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan, ya walaupun masih medok dang ado-gado dengan bahasa Jawa popular.


Setelah lulus kuliah meong bercita-cita akan pergi meninggalkan kota kelahiran meong untuk bisa menakhlukan dunia, dimulai dari Ibukota, pikir meong saat itu. Berangkatlah meong saat itu menuju ibukota Indonesia, ternyata benar kata pepatah ibukota lebih kejam dari ibu tiri. Meong yang dulu jarang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sedikit kualahan memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa embel-embel atau tercampur dengan bahasa Jawa. Meong sempat frustasi dan minder, meong gak mau ngomong di luar rumah pas di Jakarta. Meong takut salah ngomong dan mengingat orang-orang di Jakarta tidak sepenuhnya baik seperti di kota asal meong. Butuh dua minggu untuk menakhlukan masalah bahasa ini, sekarang meong sudah fasih lancar dan gak medok lagi pakai bahasa Indonesia. Cuma beberapa bulan saja meong berada di Ibukota Indonesia ini, selanjutnya meong berpindah ke Ibukota Jawa Barat, yup bener banget meong memutuskan untuk kerja di Bumi Parahyangan Kota Bandung, kota romantis setelah Venice dan Paris menurut meong. Xixixixi jadi ingat dengan tulisan di t-shirt yang terpampang di salah satu mall favorit meong di Bandung “Pernah jatuh cinta di Bandung”, dalam hati meong berikrar akan membeli kaos itu kalu nanti meong akan pindah dari kota ini, hahahahaha.


Di Bandung tidak seperti di Jakarta, masyarakatnya lebih mengutamakan kearifan lokal, terbukti dengan bahasa pergaulan yang digunakan adalah Bahasa Sunda. Lagi-lagi meong frustasi dengan masalah bahasa, mungkin ini adalah balasan buat meong karena dulu meong terlalu egois dengan teman yang dari luar suku Jawa dengan tetap memakai bahasa jawa kepada mereka, walaupun mereka enggak ngerti. Butuh waktu agak lama menyesuaikan dan mulai menerima situasi ini. Sekarang ini ni, meong sudah agak mengerti namun belum percaya diri untuk menggunakan dalam percakapan.


Kebanggan meong akan keragaman suku dan budaya di Indonesia semakin menjadi disaat meong menghabiskan waktu disebuah toko buku dan menemukan buku tentang berbagai adat pernikahan dari seluruh Indonesia, lengkap dari prosesi awal sampai akhir, baju adat, baju pernikahan, keragaman istilah bahasa tapi satu makna, permainan masa kecil yang ternyata sama saja dibelahan bumi Indonesia ini dengan penamaan yang berbeda tentunya. Sampai pada moment ketika memilik banyak teman dari berbagai suku.


Pernah dimuat di tulisan kebo tentang sebenarnya orang Indonesia sebenarnya masih rasis, terutama para orang tua kita. Seterbuka dan semodern apapun pikiran orang pasti untuk masalah pernikahan campur beda suku agak sedikit lot perijinannya dengan para orang tua. Orang Jawa nikah dengan orang Jawa, Orang Minang nikah dengan sesama Minang, Batak dengan Batak, Sunda dengan Sunda dll. Ada kisah seorang wanita Minang yang harus tetap menikah dengan pria Minang pula, namun orang tuanya mengijinkan dia merantau ke tanah jawa bahkan disaat wanita minang tersebut memutuskan untuk kempali ke kampungnya sempat dilarang. Namun orang tuanya menginginkan dia menikah dengan orang dari kota yang sama dengannya. Begitu pula dengan wanita Jawa yang ada beberapa diantaranya yang dilarang menikahi pria dari Suku Sunda. Mana katanya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Bapak meong sendiri termasuk dalam kategori orang tua seperti yang meong ceritakan di atas. Pernah suatu ketika meong bertanya iseng-iseng pada beliau,


“bapak, kalau meong nikah sama orang minang boleh gak..?”

“orang minang…???”

“iya orang Padang bapak, boleh gak…??”

“boleh aja, trus nanti ngomongnya gimana…??”

"kalau sunda, bugis, dayak, boleh ga..??"

Bapak hanya berlalu tidak menggubris pertanyaan terakhir, karena sudah merasa cukup dengan jawaban sebelumnya


Kalau dicerna secara gamblang jawaban bapak meong ini, beliau nerima nerima saja meong menikah dengan orang dari suku manapun, tapi meong yang sudah kenal betul watak beliau, masih agak terganjal dengan peryataan pada kalimat terakhir, “trus nanti ngomongnya gimana” see itu adalah pertanda beliau tidak menyetujui 100%. Okelah terlepas dari factor bibit bobot dan bebet yang beliau junjung tinggi dalam memilih menantu, karena bagi beliau menantu dikeluarganya sudah dianggap seperti anak lelakinya, ya seperti itulah yang meong lihat dari semua suami kakak-kakak meong. Kedekatan yang terjalin antara bapak meong dengan menantu menantunya sudah seperti layaknya anak kandung, mungkin ada kekhawatiran beliau tidak bisa berkomunikasi dengan menantunya kalau-kalau menantunya dari suku diluar Jawa, hahahahaha ada ada aja bapak meong ini.


Well, terlepas dari itu semua, saat ini meong hanya menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dengan saling hormat menghormati semua keragaman suku ras dan agama di sekitar meong. Urusan jodoh meong nanti siapa, dari mana, biarlah waktu yang akan menjawab, meong saat ini sedang berusaha untuk meraih apa yang meong yakini di hati meong. Meong selalu berdoa untuk selalu diberikan jodoh yang terbaik bukan bagi meong saja, tapi bagi keluarga meong juga. Apapun panggilannya entah itu Abang, Uda, Aa’, Mas, Beli, Cak dll tapi tetap satu yang sama yaitu berlandaskan ‘cinta yang mendamaikan’


Buat adeknya abang: ayo semagat, jangan pernah lelah menapaki jalan hidup yang berliku ini, untuk saat ini ikuti dulu aja apa kata mama, mau dilarang pulang, menurutlah, disarankan tetap merantau dan bekerja di Jawa laksanakanlah, mama maunya kamu nikah sama orang sana diiya in dulu, tidak ada yang tahu siapa jodoh kita kelak kan, yang penting sekarang always do the best in your life. Jika ingin mendapatkan pasangan yang terbaik, jadilah pribadi terbaik pula, ok. Bersama-sama kita berusaha, berdoa dan saling mendukung.