...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

3 Nov 2010

Esensinya Punya Gebetan

Saya ga percaya akhirnya saya nulis yang beginian... Haha :P

Beberapa waktu yang lalu saya memutuskan untuk berhenti menspesialkan seseorang dalam hidup saya. Tidak mudah memang, tapi do-able. Saat saya memutuskan untuk berhenti itu, yang paling heboh menyemangati agar saya tetap bertahan adalah salah satu teman baik saya. Sedangkan teman baik saya yang lain, yang sudah mengenal saya sejak lama, merasa lega dan berpikir bahwa hal itu adalah yang terbaik bagi saya. Keduanya tidak salah. Satu pihak ingin melihat saya senang, pihak lainnya tidak ingin melihat saya sedih. Yang ingin saya senang tampaknya melihat bahwa saya fun-fun saja menjalani pahit manisnya masa PDKT yang serba tidak jelas. Sementara yang tidak ingin saya sedih, tahu betul kebiasaan saya sejak dulu. Bahwa saya tidak bisa melepaskan seseorang yang saya sayangi jika sudah jatuh terlalu dalam. Bahwa sesakit apapun saya akan tetap bertahan, sehingga saya harus kembali kepada esensi kenapa saya menspesialkan orang ini pada awalnya. Mereka yang pernah melihat saya menjadi orang yang menyedihkan, tidak ingin melihat saya seperti itu lagi. Mungkin, muka saya jelek banget kalo lagi sedih, sampe-sampe semua temen saya itu ga tahan pengen nabokin saya. Haha. Oleh karena itu, pada akhirnya, saya memilih untuk tidak bersedih. Saya menolak untuk dikeroyok teman-teman saya yang jumlahnya sekampung itu cuma karena muka saya yang jadi jelek kalau sedang sedih. :P

Saat ini, teman saya yang dulu menyemangati saya untuk tetap bertahan, sepertinya mengalami hal yang sama dengan saya beberapa waktu lalu. Update status-nya sehari-hari berkutat dengan kata "melepaskan". Maaf teman, saya tidak banyak membantu. Karena saya merasa lancang kalau tiba-tiba ngerecokin ketika tidak diminta. Jadi kalau kamu ingin didengar, berceritalah pada saya. Kalau kamu ingin pendapat saya, bertanyalah. Tapi jangan suruh saya nabokin orang yang bikin kamu sedih. Karena jujur saja, saya tidak kenal dengan orang itu. Nanti saya dikira orang gila. Tapi kalau itu bikin kamu bahagia, saya akan dengan senang melakukannya. Hihihi.

Saya ingat salah satu update status senior saya waktu kuliah, katanya:
"It's easy to remove someone from your mind. But to remove someone from your heart, it's a whole other story."
Melupakan seseorang dari pikiran kita bisa dilakukan. Tidak selalu mudah, tapi mungkin dilakukan. Tapi untuk melupakan seseorang dari hati, ceritanya lain lagi. Tapi toh saat ini kita tidak yakin bahwa kita ingin menghilangkan seseorang dari hati kita. Toh kita tidak menutup kemungkinan, bahwa orang itu bisa saja memang 'the one' untuk kita nantinya. Hanya kita perlu bersabar sedikit lagi. Bersabar dan tidak membiarkan pikiran kita preoccupied dengan dia melulu sampai-sampai menjadi murung dan pahit. Dunia ini indah kawan, selalu indah. :)

Kembali pada esensi punya gebetan. Apa sih yang bikin kita 'ngegebet' seseorang? Kalau untuk have fun, maka kalau udah ga fun lagi harusnya kita lepaskan bukan? Teman baik saya pernah salah paham tentang alasan saya suka sama seseorang. Pertama-tama, dia marah karena katanya saya suka karena kasian. Setelah dia melihat saya berproses, dia baru mendukung saya dengan full throttle. Mengabarkan dia kepada saya tanpa diminta, mengabarkan saya pada dia tanpa diminta. Haha. Lucu rasanya. Kemudian saat saya memutuskan untuk berhenti, dia secara tidak langsung menyemangati saya untuk tetap bertahan dengan mengatakan bahwa saya jahat karena menurutnya saya mempermainkan perasaan orang. Bukan salahnya menganggap saya begitu, karena dia tidak tau esensi saya menyukai orang itu.

Saya lalu menjelaskan kepadanya bahwa saya menyukai orang itu karena saya ingin melihatnya menjadi orang yang hebat. Dimana saat orang ini berproses menjadi orang yang hebat, saya tidak ingin dia sendirian. Saya ingin membantu dia menjadi orang hebat itu. Saya ingin ada untuk dia.
Alasan yang dangdut bukan? Hahahaha.
Seiring dengan berjalannya waktu, saya merasa bahwa mungkin bukan saya yang orang ini butuhkan untuk berproses menjadi hebat. Sehingga, esensi saya menyukai orang ini tidak berdasar lagi. Karenanya, saya melepaskan dia.

As for me, I am back to where I started. Teman baik saya yang sedang berproses untuk 'melepaskan' tadi mengajak saya untuk tidak memiliki gebetan lagi mulai bulan ini. Saya jawab 'tidak bisa' Hahahaha. Saya sudah punya gebetan lain. Kali ini, saya memilih orang yang hebat. Esensinya, saya ingin menghebatkan diri agar layak mendapatkan seseorang sehebat dia. Biar nanti, jika memang bukan lelaki hebat ini jodoh saya, toh saya sudah menjadi orang yang setingkat lebih hebat dari saya yang sekarang. Hihi. Kesannya ga mau rugi. :P

Saya jadi inget lagi tulisan di blog salah satu teman saya. Katanya setiap barang keluar ke pasaran dengan buku manualnya masing-masing. Begitupun dengan kita, manusia. Kita lahir ke dunia dengan buku manual yang bisa membantu apabila ada problem dengan hidup kita. Berupa apakah manual itu? Yup, benar sekali! Manual kita adalah Al-Qur'an. Dalam manual itu tertulis satu petunjuk teknis tentang hal suka-menyukai ini:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Jadi, teman, mari kita "take it slow" seperti yang John Legend nyanyikan. Kita memang tidak muda lagi. Tapi kita juga belum tua. Hahaha.

Cinta adalah hal yang aktual untuk berbagai usia. Buktinya, konsumen drama Korea yang sangat romantis itu makin meningkat tiap tahunnya. Dan jangan salah, target pasar terbesarnya bukan anak ABG melainkan ibu-ibu paruh baya seperti Ibu saya sendiri. Sedangkan bapak-bapaknya, adalah konsumen tetap sinetron TV karena relatif tidak bermodal, karena tidak harus membeli DVD serial yang bisa sampai 8 keping setiap judulnya. Bapak-bapak juga paling update dalam kasus percintaan selebriti. Siapa yang kawin, siapa yang cerai, dan siapa pacaran dengan siapa.

Kalau kata Jamie Cullum, "It's heaven when you find romance on your menu." Menu of life that is. Being romantic is fun. So let's have fun!

0 comments:

Posting Komentar