...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

10 Okt 2010

Pasar Seni ITB 101010

Terjebak Macet, Mobil Tertabrak, Patah Hati, Lalu Melupakan Semuanya di Zona Plasa Widya^^

Banyak yang bilang kalau tanggal 10 bulan 10 ta
hun duaribu 10 adalah tanggal keramat. Nomor cantik. Banyak yang memutuskan untuk menikah hari ini. Termasuk teman kelas 1 SMA saya, Kirana. Congratz bro! Maaf ga bisa datang. Badan udah tepar duluan gara-gara datang ke Pasar Seni. But I'm wishing you a happy wedding and a blessed marriage.

Dampak dari banyaknya orang yang memutuskan untuk menikah di tanggal ini adalah (1) wedding organizer yang marema alias laku keras; (2) pejabat-pejabat KUA yang pusing melayani pendaftaran pernikahan; (3) tukang ojek laris manis dalam mengantar-antarkan Penghulu dari satu akad ke akad lainnya karena padatnya jadwal menikahkan. Kebayang aja kalau ada yang ijab-kabulnya jadi di-fast forward gara-gara Penghulunya punya appointment dengan jadwal yang mepet-mepet. Haha.

Tapi dampak yang paling kerasa adalah MACET-nya lalu lintas Bandung. Dari rumah saya yang berada di daerah Cigadung, untuk mencapai kampus ITB lokasi pasar seni, bisa ditempuh dengan 2 rute. Pertama, rute favorit saya waktu masih kuliah, yaitu lewat Pahlawan-Suci-Gasibu-Dago-Ganeca. Kedua, jalur biasa saya ngantor sekarang, lewat Cikutra Barat-Sadang Serang-Tubagus-Simpang-Dago-Ganeca.

Rute pertama jelas bukan pilihan, karena 10/10/10 jatuh pada hari Minggu. Which means, pasar kaget Gasibu. No way saya bisa lewat sana tanpa mengantri di tengah lautan manusia yang sedang menikmati belanja murah meriah. Rute kedua, oleh karenanya, adalah jalur terbaik yang bisa diambil. Tapi. Ternyata eh ternyata. Sama saja. Macet juga. Bukan karena ada pasar kaget. Tapi karena banyak kawinan. Mulai dari keluar gang rumah. Ada kawinan di Bale Sunda. Agak naik sedikit, kawinan di Sukaluyu yang tembus Suci (lupa namanya jalan apa^^). Agak naik sedikit lagi, kawinan di MUI Sadang Serang. Pfuiiih.

Penderitaan bertambah ketika lewat Simpang Dago. Jalan Dago bawah macet, jalan ke Sabuga macet, Dipatiukur pun macet. Pikir-pikir mau parkir dimana. Akhirnya memutuskan parkir daerah Imam Bonjol, Tengku Angkasa, atau sekitar Borromeus. Beuh, perjuangannya biar sampe Boro, buset dah! Pantat Si Mawar, Avanza hitamku tercinta, kena tabrak Honda Civic hitan yang tidak bertanggungjawab. Karena udah males ngurusinnya dan pengen cepet-cepet dapet parkir, saya ga perpanjang urusan.

Nyampe di Pasar Seni, sinyal HP nge-jammed. Untung masuk ke lokasi ga sendirian. Bisa autis. Entah kebetulan, entah karena keterikatan hati, saya bisa ketemu beberapa teman kuliah dulu. Asik. Ada Ania, Dimas, Beri, Arum, Eka, Susi, Devi. Belum lagi adik kelas. Teman-teman lain jurusan pun banyak. Bisa buat kenalan baru juga. Brondong. Anak elektro 2005. Hihi. Sayang, konferensi Geng Bebek batal gara-gara membernya ada yang kondangan, ada yang ngurus anak, ada yang jaga rumah takut roboh, ada yang banyak tugas kuliah, ada yang baru pergi dari jakarta jam 10, satunya lagi ada di Batam. Heu. Still, love you all.

Di pasar seni ngapain aja? Heu. Cuma muter-muter. Nyoba wahana, penuh semua. Bikin males. Satu-satunya wahana yang paling diperjuangkan adalah wahana Neraka. Udah lama ngantri, akhirnya karena capek kita nanya panitianya. Ada apa sih di wahana neraka? Eh, mereka cuma cengar-cengir. Nampak jelas menyembunyikan sesuatu. Hmm, fishy. Lama ngantri, berdesak-desakan, ditengah oksigen yang makin menipis dan panas terik, baru kami menyadari. BINGO! ini kali ya wahana neraka. Menunggu berlama-lama sambil kepanasan tanpa ada kepastian apa yang kita bisa dapatkan di dalam wahana itu juga tanpa kepastian mau jam berapa wahana itu dibuka. Bener-bener NERAKA. Haha. Kayak nunggu kepastian status pacaran. Jadi apa enggak. Diterima apa ditolak. Haha. Bener-bener neraka!

Akhirnya setelah terjadi kesepakatan bahwa kami sudah "menikmati" wahana neraka, kami lanjut ke Plasa Widya, ZONA MELUPAKAN. Akhirnya, sesuatu yang bisa kami nikmati. Duduk di rumput di bawah bayangan Gedung Fisika Teknik, bertemu kakak asisten yang sekarang sudah gemuk dan tidak keren lagi (haha^^ sorry Dik!),
sambil mendengarkan dentuman musik Krakatau featuring Candil yang keren dan jazzy abis. Lagunya "Panon Hideung", my all time favourite song! Lain kali akan saya posting liriknya. Hehe^^

Saking kerennya Mas Dwiki Dharmawan dkk. dan Kang Candil, ga berasa performance mereka berakhir. Ga disangka, penampilan selanjutnya adalah P Project! Kang Izur, Kang Denny, Kang Joe, dan Kang Daan. Idola kami sewaktu SD. Dulu keren. Sekarang sudah buncit dan beruban. Tapi tetep gokil. Mulai dari bawain lagu plesetan UB40 "alalalalong" sampai lagu fair play PSSI yang legend banget. Thanks to zona melupakan. Pasar
seni sekarang masih fun untuk diikuti.

Nih, ada fotonya. Kalau jelek, harap maklum. I'm not a big fan of photography. But I'm a fan of someone who loves photography. (yes, you! Mr. Inspiration. Kenapa tidak datang hey?! Kalau kamu datang aku pasti kabur. Haha!) ;p





0 comments:

Posting Komentar