...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

30 Okt 2011

Jawaban yang Kebetulan

It just, happen.

Serendipity. Kebetulan. Bisa dimaknai sebagai "memperoleh sesuatu (biasanya jawaban atas sebuah pertanyaan) pada saat yang tidak diduga, saat kita tidak sedang mencari." It just, happen.

Kamu percaya yang beginian ga? Kayaknya kalau Si Meong sih percaya banget. Secara dia lagi bikin cerbung yang judulnya "Serendipity" juga. Hehe. Good luck with your story dear. :-)

Saya? Saya juga percaya banget. Kalau di-trace back, rasanya hampir seluruh hidup saya adalah kebetulan. Contohnya, yang agak lawas. Ketika dulu ujian masuk perguruan tinggi negeri (SPMB), soal-soal yang keluar saat tes kebetulan adalah soal-soal yang sering saya kerjakan saat latihan. Karena terus terang saja, saya bukan termasuk kelompok anak pintar: I'm average, just lucky! (begitu Bapak saya pernah bilang).

Contoh lainnya ketika saya sedang galau setelah lulus ujian sidang, ketika merasa khawatir dan takut dengan dunia kerja dan ketidakpastian lainnya, saya membuka Quran dengan acak. Kemudian saya menemukan sebuah ayat yang seolah khusus bicara pada saya saat itu juga: katanya saya tidak perlu takut dengan masa depan, karena bahkan binatang melata pun sudah ditentukan rezekinya oleh Sang Maha Penyayang. Saat lain adalah ketika kegalauan terhadap banyak hal memuncak hingga pada tahap gelisah, saya buka Quran lagi-lagi secara acak. Lalu seolah sambil tersenyum ia berkata: "Why so serious, dear? Bukankah hidup ini adalah permainan dan senda gurau yang seringkali bikin lupa diri? Mainlah yang cantik! Dan ingat bahwa sebaik-baiknya tempat kembali adalah akhirat: the best reward you can win."

Beberapa hari yang lalu juga begitu, saat bimbang dengan hidup karena akan bertambah umur, salah seorang teman membawakan cheese cake yang diatasnya ditaruh lilin angka nol. Mungkin bagi dia dan tiga orang teman lainnya yang ada saat itu, ini biasa saja: karena Si Teman yang membeli lilin tidak tahu saya ulang tahun ke berapa. Tapi bagi saya, ini cukup bisa dijadikan bahan perenungan. Coba dihayati: ada gituh ulang tahun ke-nol? Bahkan bayi pun merayakan ulang tahun pertamanya dengan lilin angka satu. Makanya kue ulang tahun dengan lilin angka nol menjadi semacam jawaban buat kebimbangan saya. "Restart!" pikir saya saat itu. Terimakasih ya teman-teman (Meong, Unoz, Gadis Kecil, dan yang terutama Om Beruang^^) untuk selebrasi manis kemarin. I can't thank you enough, walaupun cukup  bosen juga sih disuruh tutup mata 10x10 hitungan, gara-gara Om Beruang korek api-nya ilang, hahaha.

Begitu juga yang terjadi hari ini. Ketika akhir-akhir ini saya sedang mempertanyakan kembali apa itu cinta? Mengertikah saya dengan hal yang satu ini? Benarkah pengertian yang saya pahami? Tiba-tiba topik pengajian hari ini adalah tentang cinta, mulai dari berbagai definisi hingga cara menyikapi. Padahal kan sebentar lagi qurban, harusnya (umumnya) pembahasan di pengajian akan berkisar mengenai ibadah qurban, don't you think? Another kebetulan yes? :D

Hidup memang benar sedang mengajak saya main. Mungkin biar saya selalu senang, tidak sering sedih, apalagi sedih yang berkepanjangan. Lalu dalam permainan itu saya seringkali dapat hint dan handicap, karena Sang Pencipta sangat sayang sama saya. Ga usah sirik ya! DIA juga sangat sayang sama kamu. ;-)

Satu lagi adalah ketika saya membeli selembar kaos distro siang tadi. Nampaknya memang hanya selembar kaos oblong yang didiskon 20%+10%, tapi saat dilihat tag-nya di sana ada tertulis: "life always amaze me." Kalimat itu mungkin biasa aja buat temen-temen yang lain. Tapi bagi saya, ini adalah afirmasi terhadap pandangan hidup yang selama ini saya pegang. Saya hidup. Saya sedang bermain. Menikmati naik-turun, menang-kalah, senang-sedih sambil terus belajar bermain cantik. Berusaha mengambil pelajaran yang suatu saat akan saya bagi dengan anak-cucu (walaupun ga kebayang suatu hari saya bakal jadi nenek-nenek. I'm only good at being young :-p hehe).

Dari permainan "level" ini, lagi-lagi saya belajar sesuatu. Terutama tentang cinta, impian, dan cita-cita. Pelajarannya banyak, terlalu panjang jika dituliskan dalam satu posting. Saya tulis kesimpulannya saja ya. Biarpun ga terlalu nyambung kalau ga diceritain prosesnya sampai dapet kesimpulan macam ini. Hihi.

Kali ini saya disadarkan kembali bahwa:
Jadi orang itu tidak usah terlalu muluk. Minimal kita hidup tidak menyusahkan orang lain. Paling baik memang jadi orang yang banyak manfaatnya bagi orang lain. Tapi dengan mampu membuat orang lain (terutama mereka yang kita sayangi) bisa bernafas lebih lega, itu juga sudah cukup.* **

*CMIIW
**Nampak sederhana, tapi kalau dihayati implikasinya besar juga lo. Banyak yang harus disiapkan untuk jadi orang yang tidak merepotkan, terlebih untuk membuat orang lain bisa bernafas lebih lega. Saya pribadi akan memulai dengan mempertajam empati. Bismillah. Hehe. :-)

3 comments:

si meong dan si kebo mengatakan...

God understands our prayers even when we can't find the words to say them.

ini rizal mengatakan...

keberuntungan bukan kebetulan masbro

Si Kebo mengatakan...

yes! keberuntungan adalah 99% hasil dari usaha kita..
"In reality, serendipity accouts for one percent of blessings we receive in life, work, and love. The other 99 percent is due to our efforts" --Peter McWilliams
thanks for the comments! and I'm a Sis' not Bro
:-)

Posting Komentar