...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

9 Jan 2011

Friendster dan Insomnia

Membuka Kembali Situs Jejaring Sosial Lawas ;p

Ini sudah pukul 02:57. Dini hari. Walaupun keterangan posting di bawah tidak menunjukkan demikian. Sengaja dibuat begitu oleh Si Meong, katanya biar kalo lagi nakal posting di kantor ga ketauan. Hehe.

Malam ini ga bisa tidur. Jantung rasanya berdegup lebih kencang. Pertama karena batuk-batuk alergi dingin yang selalu kambuh kalau tubuh saya sedang underweight. Ya, saya mengurus. Normalnya sekitar 55 kg, sekarang hanya 48 kg. Satu kg lebih rendah dibanding saat saya mau kuliah dulu. Dan penyakitnya sama, batuk alergi. Kurus=batuk alergi. Sepertinya ga ada lemak yang cukup di tubuh saya yang bisa menahan semilir angin dingin kota Bandung sehingga paru-paru saya harus melakukan perlawanan. Kedua karena saya terbakar cemburu. Haha. Mengerikan sekali perasaan ini. Sudah lama rasanya tidak seperti ini. Asik juga, bergelora, seperti hidup kembali. Pret! Hahahaha.

Solat tahajud sepertinya sudah bisa sedikit menenangkan hati saya tadi. Curang ya saya? Kalau lagi galau aja, inget tahajud. Kalo enggak, paling begadang nonton bola. Maaf ya Allah, saya nakal. Saya coba lebih keras buat jadi anak baik deh. Kemarin Pa Ustad bilang tahun ini saya harus menghitung berapa malam saya bolong solat tahajud, bukan sebaliknya, menghitung berapa kali saya solat tahajud. Baiklah, saya coba ya. Hehe. Saya juga punya banyak request yang saya selipkan dalam doa-doa saya. Dasar tidak tahu malu! Bisanya cuma berdoa dan meminta. Mana amalan baiknya?! Huft. Tapi kalau dipikir lagi, kalau bukan sama Allah, saya mau minta sama siapa lagi? Maaf lagi ya Allah. Saya sangat nakal.

Karena insomnia, saya jadi buka macam-macam. Jam segini mana ada orang update status FB yang seru yang bisa dikoman-komen. Yang di Indonesia lagi pada bobok, yang di luar negeri paling nge-share foto yang tambah lama tambah bikin sirik. Gyaaaa!! Aku ingin sekolah!!! Ahahahaha. Mulai. Curcol. Akhirnya saya buka friendster. Lupa password akhirnya minta di-send ke email. Ternyata passwordnya nama si dia pake embel-embel ganteng di belakangnya. Hahahaha, ababil memang. Setelah friendster terbuka, woooo. Amazing. Sudah lama rasanya. Ternyata benar kata orang-orang. Tampilannya sudah berbeda. Jadi bagus. Kalau teman-teman ingin lihat friendster saya boleh saja. Tapi beda dengan account FB, friendster saya ga pake nama asli. Tapi ga pake nama alay juga. Cuma nama panggilan sebagai nama depan, dan nama ayah sebagai nama belakang. Sok, boleh lah dicekidot! Heu.

Iseng-iseng liat foto profilnya. Saya yang masih berusia 2 tahun. Lucu juga. Di atas motor bebek honda warna merah. Nampak boyish, tapi manis. Huh! Dasar narsis! (Bagus ya kata-kata tadi, berima, haha). Terus iseng-iseng lagi baca testimonial teman-teman. Saya tidak banyak dapat testimoni, karena teman saya disitu juga sedikit. Setelah baca jadi ketawa sendiri. Ternyata menurut teman-teman, saya ga jelek-jelek amat. Hahaha. Intinya dari situ mereka bilang saya cukup keren, berkepribadian kuat, cukup pintar, senang melucu namun menyeramkan saat serius. Dan yang paling diamini semua orang, katanya saya sexy. Hahahaha. Jadi ngebayangin sebenernya dulu sebelum berkerudung tampilan saya seperti apa. Perasaan saya pake baju normal-normal saja. Kenapa dibilang sexy?

Lalu lihat weblognya. Tulisannya tidak banyak, tapi lucu juga. Haaaah, jadi kangen semua teman yang memberi testimoni. Hayu ah, ngumpul lagi. Emh, tapi sulit sepertinya. Sudah punya kesibukan masing-masing. Hidup dalam garis-garis kehidupan yang paralel satu sama lain. Seperti lintasan rel kereta api, teman saya bilang. Semuanya maju, tidak pernah bersinggungan. Kapan kita berhenti di stasiun yang sama untuk sekedar menghela nafas di kehidupan yang terus memaksa kita berlari ini? Mungkin nanti ya? Di reuni 25 tahunan. Seperti yang pernah kita lihat dari senior kita angkatan 70-an. Mereka berkumpul. Kebanyakan sudah purnabakti. Sudah mencicip manisnya kesuksesan hingga sekarang tinggal mendonasikan uang. Makanya acaranya diadakan dengan mewah. Kitapun dulu kecipratan makan-makan gratis. Hehe.

Tapi terlalu lama kawan. Saya butuh kalian sekarang. Ketika labil dan ingin disemangati. Ketika lelah dan kalian sejenak berhenti berlari. Melambat dan menoleh pada saya lalu berkata, "Ayo, Di. Main bola lagi!" (Lho? Jadi sepeti iklan layanan masyarakat bagi penderita epilepsi ya? Haha). Serius nih. Saya ingin kalian melambat dan menoleh pada saya lalu berkata, "Ayo Rin, jangan berhenti disini. Berjalan pelan jika tidak kuat berlari. Saat kamu tahu arah, berlarilah kembali. Dan saat berlari, berlarilah sekencang-kencangnya dan kita akan bertemu di reuni 25 tahunan menoleh kebelakang dengan gilang gemilang!" Hahahaha. Khayalan tingkat tinggi kawan. Kalian sangat kenal saya. I'm a dreamer, too far to be called a visioner. Haha.

Anyway, hujan di luar sudah mulai mereda. Hanya gemericik kecil dari genteng yang terdengar jatuh menyentuh tanah. Bapak sudah pulang mengantar adik saya ke Primajasa bandara karena pagi nanti dia sudah harus bekerja lagi di DJBC Riau. Semangat bro! Teteh bangga sama kamu. Haha. Keren sekali kalau sedang pakai seragam. Walaupun pangkatnya masih satu garis putih. Ditunggu di Jakarta saat kamu kembali kuliah D4 di Bintaro. Ayo kita beli rumah. Tinggal bersama. Di weekend mungkin Ibu yang ke Jakarta, bukan kita yang ke Bandung. Haha. Mulai lagi bermimpi. Padahal mata masih segar dan melek. Besok pasti nampak seperti panda. Sepertinya harus beli roller buat mata merek Garnier yang ditawarkan Laudia Cynthia Bella (bener ga ni nulis namanya ya? haha).

Selamat pagi Bandung. Sudah 03:36. Mari coba memejamkan mata.

0 comments:

Posting Komentar