...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

12 Jan 2012

Nyaman

Karena galau itu so last year. 

Sebel banget rasanya mengingat betapa kata 'galau' menjadi trend di tahun 2011. Sampai banyak acara, yang bermutu sekalipun, mengangkat tema galau. Setiap obrolan diembel-embeli kata galau. Sepertinya kurang happening kalau tidak pakai kata itu. Saya jadi sempat terpikir untuk menghapus kata galau dari Kamus Umum Bahasa Indonesia. Sayangnya saya segan dengan Opa J.S. Badudu, nanti beliau marahi saya. Saya juga tidak berani dengan Teh Melly Goeslaw, nanti salah satu judul lagunya jadi untitled kalau kata galau hilang. Hehe. 
*** 

Di akhir tahun 2011, saya menemukan kembali apa yang saya cari dari sebuah 'hubungan' --istilah hubungan ini memiliki pengertian luas lho ya ;) --, yaitu: rasa nyaman. Dalam percakapan di malam akhir tahun 2011, seorang teman melontarkan satu kalimat yang membawa saya sadar akan hal ini, katanya: "Dibuat nyaman aja lah, Rin." Kalimat itu seolah menarik saya ke suatu malam, 7 tahun lalu di kampus Ganeca, dimana seseorang dengan sungguh-sungguh bertanya pada saya: "Lu nyaman ga sama dia? Nyaman mana, sama gue apa sama dia?" Dan, hasil dari jawaban itu tidak pernah saya sesali hingga kini (tapi bohong, hahaha). Tapi sudahlah, kita tidak akan membahas 7 tahun yang lalu. Walaupun memang, masa lalu itu selalu menjadi semacam back-drop bagi hari ini.
***

"Dibuat nyaman aja lah, Rin. Meski kadang, untuk membuat nyaman itu, kita harus pakai topeng," katanya.
Lalu saya bilang pada dia, "Ya, gue bisa pakai topeng untuk membuat orang lain nyaman. Tapi bagaimana kalau dia jadi nyaman sementara gue enggak?"
Dia jawab, "Dua-duanya harus nyaman. Saling menyamankan. Harus ada pengertian di situ."
Saya katakan, "Pengertian itu sulit didapat."

Begitulah, saya mendapat afirmasi atas kebutuhan saya memperoleh kenyamanan dari sebuah hubungan. Lalu seperti pamit mundur dengan santun, saya tinggalkan pintu bertuliskan 'galau' di belakang saya untuk melanjutkan obrolan ringan menyenangkan di sebuah cafe yang jauh dari hingar bingar keramaian orang yang merayakan tahun baru. Sambil melihat kembang api yang diletupkan dari Taman Barito, saya menemukan kenyamanan kembali. 

Bersama seorang teman, secangkir nimuman hangat, serta cerita tentang orang-orang yang tidak pernah kalah. Itulah nyaman.
***

Iiih ya ampun, gue puitis ya bo?! Hahaha.

Anyway, atas malam tahun baru yang menyenangkan kemarin, saya merasa amat berutang pada beberapa sahabat yang mengizinkan saya untuk 'membatalkan janji.'
Saya yakin, ketika kalian membolehkan saya membelot, kalian tidak memakai topeng untuk membuat saya merasa nyaman. Dan saya juga tidak perlu memakai topeng untuk membuat kalian nyaman. Karena kita, insyaAllah, telah saling mengerti.
Ya kan girls? ;)
***

Love you all...! Semoga kalian juga cepat mendapat nyaman :)
*atau tepatnya, bertemu seseorang yang membuat hati nyaman. Ihiiiirrr!

1 comments:

si meong dan si kebo mengatakan...

galau adalah minus 100, rumus biar gak galau adalah dengan tidak memposisikan keadaan bahagia yg notabene adalah tidak kekal seperti prinsip energi sebagai plus 100 yg dikenal ama anak jaman sekarang dengan istilah lebay.
So biar gak dapet minus 100 berarti harus mampu memposisikan diri dengan keadaan nol alias biasa aja, gak lebay, jadi pas hal yang membahagiakan itu hilang, gak minus 100 alias gak galau. Begitu kira-kira. Meong tahu rumus ini, dan sekarang masih berusaha mencoba.

Posting Komentar