...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

19 Apr 2011

Kamu Kapan Ga Pulangnya?

Mungkin. Nanti.

Kebalikan dengan pertanyaan yang seringkali diucapkan kepada anak yang baru kost. Alih-alih menanyakan "kamu kapan pulang?" saya malah hampir selalu ditanya "kamu kapan ga pulangnya, Rin?" Saya tahu benar, pertanyaan ini tidak diajukan karena yang bertanya kesal saya pulang terus. Alhamdulillah juga karena yang suka nanya itu bukan orang tua saya, karena hingga sekarang orang tua saya masih juga mengirim sms menanyakan "pulang pake travel apa? jam berapa berangkatnya?" setiap wiken.

Teman-teman kost dan teman kantor sering bertanya karena mereka ingin mengajak saya jalan di akhir pekan. Sedangkan teman-teman di Bandung bertanya karena mereka ingin berkunjung dan melihat bagaimana 'kehidupan' saya sebagai anak kost. Saya juga sering bertanya pada diri sendiri, kapan saya tidak pulang untuk sekedar membersihkan kamar saya secara total mengingat saat ini kamar saya dihuni belasan mahluk kecil tak diundang. Setelah beberapa saat merasakan sekamar dengan mahluk-mahluk ini, lama-lama saya jadi merasa wajar dan tidak terganggu. Mungkin karena waktu kecil saya suka dengan Mellisa, dan sering menyanyikan lagu 'semut-semut kecil' jadinya mahluk-mahluk ini jadi merasa familiar dengan saya. Walaupun kini saya tidak mau bertanya "apakah kamu di dalam tanah tidak takut gelap?" karena toh kamar saya terang benderang.

Ada beberapa alasan kenapa saya selalu pulang ke Bandung setiap wiken. Seperti baterai lithium-ion, saya perlu untuk di-recharge setiap minggunya. Saya merasa perlu pulang untuk sekedar memeluk Bapak, Ibu, dan adik saya; bercanda dengan sahabat-sahabat saya; dan bertemu dengan seseorang yang saat ini, entah kenapa, keberadaannya menjadi penting dalam hidup saya.

Lalu sampai kapan saya begini terus? Tentu tidak selamanya. Mungkin nanti kesibukan akan menyeret saya sehingga saya harus mengubah setting-an penggunaan energi yang lebih ekonomis, agar tidak perlu di-recharge setiap wiken. Atau mungkin nanti ketika saya sudah tidak secengeng sekarang.

Bertemu orang-orang tersayang di akhir pekan bagi saya saat ini adalah semacam reward. Ketika dari Senin hingga Jum'at saya 'dipaksa' untuk keluar dari kamar kost, kepanasan dan kegerahan dalam metro mini, bekerja di kantor yang belum sepenuhnya adaptable -- ada sesuatu yang saya nantikan di penghujung hari. Teman kantor saya bahkan sampai bilang kalau Jum'at pagi saya sudah nampak cengar cengir ga karuan.

Tapi sekali lagi, ini tidak akan selamanya. Lambat laun, saya harus meningkatkan standar diri sendiri. Sejauh mana pencapaian saya hingga boleh mendapatkan reward? Nanti, saya harus 'set the bar higher' karena hidup harus maju terus pantang mundur. Tidak boleh stagnan dan mudah berpuas diri. Karena hidup hanya sekali, dan hidup adalah sebuah permainan, maka saya harus bermain cantik. Okelah, sekarang saya sedang main dalam mode trial dalam level baru permain hidup. Tapi sebentar lagi, saya akan melangkah ke permainan yang sesungguhnya. Teringat dulu ada Akang Geologi di gerbang depan yang bilang pada saya "tong cicing wae! moal maju!"

***
Buat orang-orang tersayang, terima kasih karena telah menjadi sumber energi saya.
Special thanks buat Teh Ida Hamida for the advices whenever I'm down. Semoga mendapat pangeran di Klantan. Asal jangan jadi kayak Manohara aja. :P

2 comments:

Tiech mengatakan...

kata pak hastu: it's just the matter of time. sebentar nanti akan masuk pada tahap beginner, then intermediate then advance...#random tiech hehe

si meong dan si kebo mengatakan...

mudah-mudahan bukan ga pulang gara2 bokek ga punya ongkos ya Tie.. :P

Posting Komentar