...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

29 Jun 2012

Tentang Ini, Itu, dan Hal-hal Random Lainnya (1)

Belakangan ini pengin banget nulis, tapi saya keburu insyaf: tahu kalau sekalinya nulis saya akan susah berhenti.

Nulis buat saya seperti terapi. Saat bete, kesal, bad mood, malas, atau apalah, begitu menuliskannya akan lebih plong rasanya. Masalahnya, di sisi lain, saat mulai nulis saya akan overexcited. Otak seperti ga bisa berhenti beraktivitas. Jari-jari ga bisa berhenti mijit-mijit keyboard. Setelah selesai nulis pun, mata akan berkali-kali membaca, mengecek ada typo atau enggak, kalimatnya enak didengar (dibaca) atau enggak. Sounds like a freak? Well, hey! Maybe I am a freak after all.

Masalah datang ketika saya harus menjaga kondisi badan tetap fit ditengah pekerjaan yang intensitasnya tinggi dan cenderung meningkat. Ketika saya pulang malam ke kost, lalu besoknya harus berangkat pagi untuk bekerja, menulis malam-malam akan membuat saya begadang sampai besoknya lemas (walaupun senang). *Senang tapi lemas, lemas tapi senang. Hihi. Kedengerannya agak gimana gitu ya?* :-P

Bagaimanapun, untuk kerjaan saya yang sekarang, lemas itu tidak diperkenankan. Harus terus segar bugar aman nyaman produktif berkelanjutan (*halah). Implikasinya, ya menahan diri untuk tidak menulis. Akhirnya, banyak hal-hal random yang mampet di kepala saya dan meronta-ronta untuk dikeluarkan dalam bentuk tulisan. *oke, yang ini lebay! :))

1. Tentang teman lelaki: kalau beneran suka, dia ga akan peduli!

Hidup memang cuma numpang lewat. Selama numpang lewat itu, kita menclak menclok di beberapa tempat. Meninggalkan teman-teman lama yang dulu sama-sama lagi menclok di suatu tempat yang sama, lalu bertemu dengan teman-teman baru saat menclok di tempat lainnya. Selama periode numpang lewat itu, kita menemukan hanya sedikit orang yang walaupun kita sudah ga menclok di tempat yang sama, orang itu akan tetap kita ingat. Merekalah teman lekat, bukan sekedar teman tahu kenal.

Entah kenapa, di setiap kali saya menclok, pasti ada satu atau beberapa teman lekat yang berkromosom XY alias laki-laki yang ujung-ujungnya menghasilkan gosip dengan pertanyaan utama: "Rin, lu pacaran ya sama dia?"

Hal yang beginian seharusnya sudah lumrah buat saya. Toh bukan yang pertama kali. Tapi akhir-akhir ini, saya jadi rada mikir: apa gara-gara banyak teman lekat laki-laki jadinya saya jomblo terus? Jangan-jangan orang-orang nyangka saya udah punya pacar makanya ga ada yang deketin.

Pikiran yang begini juga didukung oleh beberapa asumsi teman-teman saya lainnya ketika saya minta dikenalin atau dicomblangin sama teman mereka yang cowok single available. Seringkali, terjadi percakapan kayak gini nih misalnya:

R: "Bo! Cariin gue cowok sih. Kenalin sama temen lu kek."
Teman: "Ah, elu. Kayak yang sepi aja. Bukannya cowok lu banyak?"
R: -_____-" *beuh

atau

Teman 1: "Rin, ada yang nyariin tuh."
R: "Oh. Oke. Thanks ya, tar lagi gue turun deh."
Teman 2: "Pasti cowok yaaaaa?"
Teman 1: "Iya ih. Temen lu kok cowok semua?"
R: -_____-" *beuh. Emang sih cowok. But not necessarily someone special.

atau

Teman: "Rin. Ga pulang ke Bandung?"
R: "Enggak."
Teman: "Aaah. Kencan ya? Weekend ini giliran sama si A atau si B?"
R: -_____-" *beuh. Pada hakikatnya saya akan jalan sama siapa aja yang available kalau sedang ingin.

Sampai suatu saat, saya yang sudah luar biasa jengah bilang sama teman saya yang kebetulan dekat dan berjenis laki-laki.

R: "Kita kayaknya ga usah sering-sering jalan bareng deh! Pasaran gue rusak gara-gara jalan sama elu mulu. Tar sangkanya kita pacaran lagi. Tar cowok-cowok pada ga mau deketin gue."
Teman: (sambil ngakak ga karuan) "Ya elah Rin! Takut amat. Cowok tuh kalo udah suka, ya suka aja. Dia ga bakalan mikir 'mundur ah, dia udah punya cowok' dan semacamnya. Kalau emang suka, pasti dia cari tahu sendiri. Dan kalaupun udah punya cowok, kenapa emangnya? Baru pacaran, belum tunangan. Yang udah tunangan aja dihajar! Yah, kecuali kalau udah kawin sih ya. Kudu dikontrol. Jadinya udah, lu tenang aja!"
R: -_____-" *beuh. Gitu ya?

Pendapat ini diperkuat sama obrolan dengan salah satu teman lagi yang berjenis perempuan.

R: "Eh say, lu pernah mikirin ga? Kenapa cewek-cewek cantik, baik, pinter macam si X, si Y, si Z itu masih jomblo aja? Apa mungkin cowok-cowok pada jiper ya? Apa mereka terintimidasi dengan cewek yang pinter, cantik, mapan macam itu?"
Teman: "Ah. Enggak juga. Cowok mah kalau udah suka, ya suka aja. Ga akan peduli cewek itu mau pinter kek, tajir kek, apa kek. Suka mah suka aja, titik."
R: -_____- *Hmm~

Kayak di film 'Gone With The Wind' (*ebuset, jadul amat! Hahaha), walaupun Scarlet O'Hara adalah cewek idaman pria, cantik nan centil, dan suka flirting sama banyak cowok, Rhett Buttler dengan gigih tetap memperjuangkan Scarlet. Katanya, "saya tahu suatu saat kamu akan jadi istri saya, bagaimana pun caranya." (*aiiiih, mati! Hahaha). 
Jadi, cowok mah kalau udah suka, ya suka aja. Mereka ga akan peduli kamu udah punya pacar atau belum, kamu pinter apa enggak, kamu lebih mapan atau enggak. Suka ya suka.

Makanya, ketika dulu (*akhirnya) ada seorang cowok yang saya sangat suka, dan dia masih ragu untuk bilang suka sama saya, terlebih dengan bilang "Aku ga yakin sama kamu. Aku juga ga yakin sama dia" lebih baik saya lepas saja, tunggu sampai dia clear dengan perasaannya sendiri. Suka ya suka, enggak ya enggak. Saya ga perlu sesuatu yang abu-abu. Saya ga mau ngerasa sendirian bahkan ketika kami sedang berdua. Walaupun sedih, bete, kadang-kadang galau, tapi akan lebih sedih ketika kita merasa sendirian saat kita bersama seseorang dibanding merasa sendirian saat kita benar-benar sedang sendiri.

Saya juga ingat kata-kata Bapak saya dulu, waktu saya masih unyu-unyu dan agak matre:

R: "Buat apa sih cinta, yang penting kan kemapanan? Cinta kan ga bisa dimakan?
Bapak: "Cinta itu modal. Dengan cinta kita jadi berani. Dengan cinta kita punya daya untuk bekerja. Dengan kerja, kita bisa makan."

Nah! Simpulkan sendiri.

Wah, tulisannya udah panjang aja ya? Sisa outline di bawah bersambung ke bagian 2 aja ya? Mudah-mudahan ga lupa. :-p
2. Tentang kerjaan yang ga habis-habis
3. Tentang perubahan: bahwa manusia 'dikutuk' untuk bebas
4. Tentang "kamu sudah 26, single, berpenghasilan cukup, dan karenanya harus mulai merencanakan keuangan."

2 comments:

Tiech mengatakan...

pikirannya kayak kutu loncat, bentar kesana bentar kemari :D....sama saya juga suka gitu haha. dan isi pikiran 1,2,4 kyknya kebanyakn kita yg singgel pikirannya sama :). poin ke 3 itu kayak pernah baca dimana ya ???

Si Kebo mengatakan...

pernah baca si mana gitu ya (kalau ga salah salah sat novelnya Romo Mangun), kalau perempuan tuh isi pikirannya ga pernah kosong. Beda sama laki-laki yang kalau lagi kosong, ya kosong aja. Katanya ini yang bikin perempuan dan laki-laki suka berantem juga. (<--tuh kan, mulai mikir kemana-mana lagi, hahaha)
poin ke tiga itu dari Sartre: "Human are Condemned To be Free." kebebasan yang sebebas-bebasnya, tapi punya konsekuensi atas semua pilihan itu. Jadi agak bingung juga, sebenarnya bebas itu bener-bener bebas apa enggak? *halah, pusing!* :))

Posting Komentar