...

I am strong, because I am weak...
I am beautiful, because I know my flaws...
I am a lover, because I have been afraid...
I am wise, because I have been foolish...
And I can laugh, because I’ve known sadness...
Feeds RSS
Feeds RSS

1 Des 2011

na eotteokhajyo, eonni

Ada istilah dewasa sebelum waktunya, apa itu artinya, intepretasi tiap orang tentang frase ini pasti berbeda. Menurut kamu apa..??

Hmm dewasa, mature, growing up, apa ya makna sebenarnya. Ada yang bilang gak labil lagi, mampu menghadapi segala resiko yang diterima dari konsekuensi sikap yang diambil. Sempat terlontar kalimat beberapa pekan lalu bahwa ingin kembali ke dunia anak-anak, sangat melelahkan di dunia orang dewasa, berat dalam mengambil sebuah keputusan, goyah dalam menghadapi segala resiko yang menghadang, muak dengan sandiwara dunia, lelah berjalan sendiri.

Baru-baru ini saya nonton drama Korea Baby Face Beauty, rasanya seperti nonton diri sendiri pas disuguhkan pada plot konflik keluarga. Kenapa tokoh so young begitu naifnya mengahdapi ulah adiknya so jin dan mamahnya. So young slalu mengalah demi kepentingan mama dan adiknya tapi disaat dia dihadapkan masalah orang yang selalu dia utamakan malah seenaknya sendiri. Kesalahan demi kesalahan kecil yang selalu mampu dimakluminya lama-lama bermetamorfosis seperti bola salju yang semakin membesar ketika menggelinding ke bawah, dan sampai akhirnya dia berteriak. Tahu jawabnya kenapa so young begitu lemah terhadap kedua orang itu, yup, karena lagi-lagi cinta. So young selalu mampu memaafkan, memaklumi segala sesuatu tentang kedua orang yang dicintainya bahkan sampai melupakan untuk mencintai dirinya sendiri. Karena So young masih ingin mama dan So jin tinggal dalam kehidupan So young. Ya kenapa kita mau memaafkan orang adalah karena kita msih mau orang itu hadir dalam hidup kita.

Jadi gimana kaitannya nonton drama tersebut dengan kehidupan saya ialah tentang point memaafkan itu. Ingin rasanya bisa bercerita gambalng denganmu tanda ada cek cok, duduk tenang layaknya dua wanita dewasa. Hah tapi apa dikata saya belum begitu cukup dewasa menghadapi kamu yang juga belum dewasa, saya masih saja kesal ketika kamu tidak pernah melihat saya ketika berbicara, sepele sih tapi prinsipil, harga mutlak yang saya miliki, pondasi dalam berkomunikasi apalagi tahu bahwa walaupun mata kamu tertuju ke arahku tapi tidak sepenuhnya jelas dalam penglihatanmu lantaran minusmu yang terlalu banyak. Saya tidak hanya ingin bercerita dari my point of view (pov) tapi juga dari sudut pandang kamu, saya ingin ini berjalan adil tidak memberatkan salah satu pihak.
Tahu kah kamu, kamu itu begitu membebaniku, membebani pikiranku ketika kamu mulai berulah. Se multi taskingnya saya, terkadang saya juga bisa sangat terganggu dengan berbagai pikiran tentangmu. Selain membayangkan bagaimana masa depan kamu kelak, membayangkan bagaimana sedihnya perasaan orang tuamu, membayangkan bagaimana kesalnya kakakmu yang lain. Karena sayangku ke kamu lah yang selalu memborbadir telingamu dengan berbagai apa yang harus kamu lakukan dan apa yang jangan kamu lakukan. Maaf kalau masih memperlakukanmu seperti anak 8 tahun, saya begitu mengenalmu, saya tahu kamu belum mampu bertanggung jawab atas apa yang ada dikamu, belum tahu kebutuhanmu sebenarnya, bahkan sampai cara berpakainmu saja masih suka saya atur, maaf kalau saya terlalu mengatur, but its for your good sake.

Kamu bilang kamu selalu memaklumi perasaan orang tapi kapan aku dimaklumi. Phuih..mungkin dulu kamu masih kecil, dan dari umur berapa sih kamu masih ingat potongan-potongan memori masa kecil. Betapa kamu dimanja dan dipuja berbagai orang disekeliling kami. Kamu pasti tidak ingat bagaimana kakak tertuamu merelakan waktu bermainnya hanya untuk menyuapi kamu makan, ingatkah kamu ketika kakakmu yang lain merelakan waktu tidur siangnya setelah lelah sekolah hanya untuk membuatmu senang dengan bermain sirkus-sirkusan, atau ingat tentang kakakmu yang rela menjaga jarak dan memasang tampang jelek agar kamu nampak imut di foto. Saya rasa kamu gak ingat hal kecil itu.

Sekarang kamu sudah 23 tahun, secara fisik kamu mempunyai gen superior dibanding kakakmu, otakmu juga cukup cemerlang saya rasa, tapi mengapa otakmu yang besar dan cemerlang itu gak sebesar hati kamu buat selalu appreciate apa yang sudah orang lain lakukan buat kamu. Umur 23 harusnya sudah bisa membedakan yang benar dan salah, sudah mampu bertanggungjawab, sudah tahu harus bersikap. Yang kamu lakukan saat ini mungkin untuk menghukum kita karena terlalu sibuk ketika kamu rapuh sepeninggal ibu. Saat itu mungkin kami merasa kamu tahu bahwa kami sengaja menyibukan diri juga untuk melupakan kesedihan. Untuk kata maaf yang mungkin sudah terlambat, dengan segala kerendahan hati saya meminta maaf atas semua waktu berat dan pahit yang kamu lewati sendiri saat itu. Mianhe

Berbagai cara sudah kami lakukan untuk memahami kamu, mengerti apa mau kamu dengan bertanya sekarang mau gimana, maunya apa, sepertinya memang kamu masih belum tahu apa keinginanmu, belum bisa konsisten dengan pilihanmu, belum mampu menghadapi konsekuensi dari pilahanmu itu. Kembali menghadapi dead lock, sekarang saya harus gimana, saking sayang saya sama kamu, sampai-sampai saya seperti orang bodoh yang tiba-tiba marah di sms, ngomel di telepon lalu menangis. Kakak yang lain sudah capek menghadapi kamu, mereka sekarang sudah punya keluarga yang membutuhkan mereka juga, kapasitas mereka sekarang memasrahkannya kepada saya, tapi kak, saya belum mampu, bagaimana ini kak, what should i do?

eotteokhajyo eonni

0 comments:

Posting Komentar